Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Secara umum, kinerja rata-rata reksadana campuran tumbuh positif sepanjang tahun ini. Beberapa produk reksadana campuran pun ada yang membukukan kinerja di atas rata-rata. Salah satunya adalah Minna Padi Property Plus.
Reksadana ini sukses memperoleh imbal hasil sebesar 26,03% (ytd) sampai akhir Agustus lalu. Hasil ini jauh melampaui kinerja rata-rata reksadana campuran di Infovesta Balanced Fund Index sebesar 3,77% (ytd). Tak hanya itu, produk kelolaan Minna Padi Aset Manajemen tersebut masuk tiga besar reksadana campuran berkinerja terbaik yang terhimpun di Infovesta Utama.
Baca Juga: Ingin pensiun 10 tahun lagi? Tips ini bisa jadi pertimbangan
Manajer Investasi Minna Padi Aset Manajemen Fadli menyampaikan, reksadana Minna Padi Property Plus berfokus pada saham di sektor properti dan sektor-sektor yang menjadi pendukungnya seperti infrastruktur dan konstruksi.
Karena sektor properti cenderung lesu dalam 3—5 tahun terakhir, pihak Minna Padi AM berkesempatan mendapat saham sektor tersebut dengan harga yang lebih murah. “Saat mendekati pemilu lalu, harga saham sektor infrastruktur dan konstruksi juga mengalami kenaikan sehingga NAB reksadana ini meningkat,” terang dia, beberapa waktu yang lalu.
Baca Juga: Kinerja reksadana saham syariah anjlok, Analis: Masih bisa tumbuh hingga akhir tahun
Minna Padi AM juga sangat mempertimbangkan aspek fundamental sekaligus valuasi ketika memilih saham sebagai aset dasar reksadana tersebut.
Berdasarkan fund fact sheet bulan Agustus, alokasi saham dalam portofolio reksadana ini tercatat sebesar 30,67% sedangkan obligasi sebesar 7,14%. Adapun porsi untuk deposito dan kas mencapai 62,19%.
Fadli menjelaskan, besarnya porsi deposito dan kas merupakan hasil realisasi keuntungan dari kenaikan harga saham-saham yang dimiliki reksadana Minna Padi Property Plus.
Sementara itu, reksadana yang diluncurkan pada tahun 2012 tersebut memiliki 5 besar saham utama di dalam portofolionya. Di antaranya adalah PT Steadfast Marine Tbk (KPAL), PT Meta Epsi Tbk (MTPS), PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON), PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA), dan PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA).
Adapun 5 besar efek berupa obligasi yang terdapat pada reksadana ini antara lain BBRI01CCN2, TLKM01ACN1, ADHI01BCN2, APIA01A, dan SMGR01ACN2.
Baca Juga: Wasiat Warren Buffett: Berinvestasilah dalam reksadana!
Fadli menyebut, pihaknya menjadikan obligasi berperingkat investment grade sebagai aset dasar reksadana Minna Padi Property Plus. “Kami juga lebih banyak menempatkan porsi obligasi dari BUMN infrastruktur dan properti,” ujarnya.
Ke depan, ia optimistis kinerja reksadana ini akan terus meningkat. Terlebih, penurunan suku bunga acuan menjadi sentimen positif bagi saham-saham properti dan pendukungnya. Seiring era suku bunga rendah, pihaknya juga mulai melirik trading Surat Utang Negara (SUN) di pasar sekunder.
Baca Juga: Reksadana Saham Ini Cetak Return Positif Saat IHSG Lesu
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, sektor properti, infrastruktur, dan konstruksi termasuk dalam sektor saham yang kinerjanya outperform sepanjang tahun ini. Tak heran apabila kinerja reksadana ini melonjak cukup signifikan.
Lebih lanjut, Minna Padi Property Plus termasuk jenis reksadana tematik sehingga dapat menjadi alternatif bagi para investor yang memiliki pemahaman lebih terhadap sektor industri tertentu. “Reksadana ini cocok bagi investor yang ingin mendiversifikasikan portofolionya,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News