Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pada Akhir tahun ini kondisi pasar masih diselimuti tekanan dari suku bunga tinggi bank-bank sentral dunia. Memanasnya konflik geopolitik antara Israel dan Palestina turut menambah kekalutan yang bisa berpengaruh pada prospek ekonomi global.
Maka karena itu, mengatur kembali keranjang investasi mungkin diperlukan untuk menyesuaikan dengan kondisi pasar. Dengan menyusun kembali portofolio, investor bisa terus berada di jalur keuntungan ataupun sekedar melindungi aset dari risiko yang beredar di pasar.
Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) Eri Kusnadi menilai, aset saham dan surat utang masih cukup menarik untuk diinvestasikan di akhir tahun ini.
Baca Juga: Dalam Kasus Dana Pensiun, OJK Minta Pemberi Kerja Ikut Berperan
Hal itu karena melihat koreksi yang terjadi di pasar saham dan obligasi, sehingga membuat valuasinya jadi menarik saat di level rendah. "Saya rasa saat ini kedua kelas aset tersebut (saham dan obligasi) cukup menarik untuk diinvestasikan,” kata Eri kepada Kontan.co.id, Kamis (12/10).
Eri menjelaskan, koreksi pasar terjadi akibat suku bunga AS yang diperkirakan masih bakal dikerek satu kali lagi di akhir tahun ini. Hal tersebut mendorong yield US Treasury melonjak, serta menekan pasar saham global.
Oleh karena itu, Eri mengungkapkan, Batavia Prosperindo selalu menekankan pemilihan saham dengan fundamental yang kuat disertai kemampuan mempertahankan laba yang baik.
Baca Juga: Mengurai Kondisi Dapen BUMN
BPAM turut mencari saham-saham dengan potensi pertumbuhan yang menarik di antaranya perbankan besar, telekomunikasi dan konsumer.
Sementara aset obligasi dipandang risiko imbalan masih lebih optimal pada surat utang pemerintah. Walaupun demikian, Batavia Prosperindo AM tetap selektif dalam memilih obligasi korporasi berkualitas yang menawarkan imbal hasil menarik.
Eri berujar, strategi pengalokasian aset akan mengedepankan preferensi masing-masing investor sesuai dengan profil risiko. Semua aset dibagi sesuai minat investor pada tiap kelas reksadana.
Perencana Keuangan dari Finansia Consulting Eko Endarto justru menyarankan sebaiknya investor mempertebal dahulu uang tunai. Risiko yang tinggi di investasi seperti saham dan komoditas sebaiknya ditahan dan tidak ditambah untuk menunggu momentum reversal harga.
Baca Juga: AXA Mandiri Rilis Produk Asuransi dengan Pengembalian Premi Hingga 120%