kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Ketidakpastian Global Membayangi, Atur Lagi Portofolio Investasi di Kuartal IV


Kamis, 12 Oktober 2023 / 21:02 WIB
Ketidakpastian Global Membayangi, Atur Lagi Portofolio Investasi di Kuartal IV
ILUSTRASI. Mengatur kembali pengalokasian aset diharapkan bisa melindungi nilai investasi dari risiko pasar yang tengah membayangi.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam menyusun portofolio penting bagi investor untuk memperhatikan perkembangan pasar terkini. Mengatur kembali pengalokasian aset diharapkan bisa melindungi nilai investasi dari risiko pasar yang tengah membayangi.

Direktur Investasi BNI AM Putut Endro Andanawarih mencermati, aset saham layak diperhatikan di akhir tahun, jika melihat kondisinya saat ini. Pasar saham sudah terkoreksi ke level rendah yang memberikan kesempatan bagi investor untuk masuk di level terbaik.

Pasalnya saham berkesempatan untuk berbalik menguat (rebound) ke depannya. Secara historis, saham memang lebih sering tampil mengesankan jelang pergantian tahun.

Walaupun demikian, Putut tidak menjamin kuartal terakhir bakal selalu ada momentum kenaikan di pasar saham. Sebab, pasar saham gagal menunjukkan kinerja yang lebih baik pada akhir tahun lalu, setelah tren positif selama kurang lebih dalam 20 tahun terakhir.

Baca Juga: Meracik Kembali Portofolio Investasi di Akhir Tahun yang Penuh Risiko

“Jadi tidak selalu tergantung pasar, tapi biasanya akhir tahun kinerjanya sering bagus,” jelas Putut kepada rekan media, Kamis (12/10).

Di kuartal IV-2023, BNI AM bakal menempatkan lebih banyak aset pada saham dengan kapitalisasi besar (big caps) dan saham bank transaksional untuk strategi pengelolaan reksadana aktif. Ke depannya, sentimen pemilihan umum (pemilu) cukup prospektif bagi saham-saham konsumer staples.

Putut mengamati, aset obligasi pun sebenarnya tidak kalah menarik dengan tingkat yield yang tinggi dibandingkan aset sejenis seperti deposito. Namun deposito lebih unggul apabila investor mencari aset likuid dalam kondisi yang penuh ketidakpastian seperti inflasi dan suku bunga tinggi.

Terlepas dari prospek menarik tersebut, Putut mengingatkan bahwa return atau imbal hasil yang tinggi selalu beriringan dengan risiko tinggi. Oleh karena itu, pesannya bagi investor untuk lebih teliti sebelum memilih aset.

Investor juga disarankan untuk menggunakan dana investasi yang telah disisihkan, sehingga tidak mencampuri dana kebutuhan primer. Serta, penting untuk melakukan diversifikasi aset dan tidak menempatkan dana secara sekaligus dalam satu keranjang investasi.

CEO PT Pinnacle Persada Investama Guntur Putra mengatakan, penyusunan strategi investasi akan sangat tergantung dari kondisi pasar dan perekonomian global. Baru-baru ini, pasar finansial juga dihebohkan konflik geopolitik Israel-Palestina yang memanas.

Baca Juga: Menengok Investasi Saham Sejumlah Dapen BUMN, Ada yang Nyangkut Hingga Menahun

“Alokasi aset dapat bervariasi tergantung pada profil risiko investor dan tujuan investasi,” ungkap Guntur kepada Kontan.co.id, Kamis (12/10).

Guntur melihat kondisi pasar saham masih menarik walaupun di tengah volatilitas yang cukup tinggi. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan berpotensi menembus level 7.000 – 7.200, namun proyeksi ini sangat dinamis.

Pasar obligasi juga masih memiliki potensi upside karena melihat tingkat suku bunga yang sudah cukup tinggi. Menurut Guntur, ini menjadi titik masuk yang lebih baik untuk investor secara jangka panjang.

Guntur menyarankan, bagi investor yang lebih agresif maka dapat memperbanyak porsi pada saham sekitar 50%. Aset obligasi 30% dan dilengkapi cash/pasar uang sekitar 20%.

Untuk investor moderat dapat menempatkan portofolio pada saham sebanyak 30%, obligasi 40% dan cash/pasar uang sebanyak 30%. Sementara bagi investor yang lebih konservatif dapat mengalokasikan aset pada saham sebanyak 15%, obligasi 45% dan cash/pasar uang 40%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×