kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Atur Kembali Portofolio Investasi Saat Pasar Diperkirakan Lebih Kondusif di Kuartal 4


Minggu, 10 September 2023 / 12:29 WIB
Atur Kembali Portofolio Investasi Saat Pasar Diperkirakan Lebih Kondusif di Kuartal 4
ILUSTRASI. Kondisi perekonomian global diperkirakan bakal lebih kondusif pada kuartal IV-2023.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi perekonomian global diperkirakan bakal lebih kondusif pada kuartal IV-2023. Investor bisa menata kembali portofolio investasi saat adanya perubahan pasar.

Seperti diketahui, bulan September ini akan menjadi petunjuk lebih lanjut dari suku bunga The Fed. Bank Sentral Amerika Serikat (AS) itu bakal mengumumkan outlook terkait suku bunga yang bisa berdampak luas pada nasib perekonomian global.

The Fed diperkirakan masih bakal mengerek suku bunga acuan satu kali lagi di tahun ini guna memerangi inflasi. Setelah itu pasar dinilai bakal lebih kondusif karena kecenderungan selanjutnya ialah menahan suku bunga dan bakal terjadi penurunan.

Jika sesuai skenario maka investor bisa menata kembali portofolio untuk menyesuaikan kondisi pasar. Namun, bagaimana semestinya investor bersikap dan menyiapkan strategi yang sesuai?

Baca Juga: Produk SBN atau Reksadana Pendapatan Tetap, Mana yang Lebih Cuan?

Perencana Keuangan Finansia Consulting Eko Endarto mengatakan, sebaiknya untuk sementara waktu tahan dulu dan konsentrasi di uang tunai (cash). Namun, bagi investor yang sudah punya aset berisiko, tidak usah tambah dan tidak perlu dicairkan.

“Biasanya kondisi ini tidak akan lama sampai terjadi keseimbangan baru,” imbuh Eko kepada Kontan.co.id, Jumat (8/9).

Menurut Eko, tekanan dari suku bunga The Fed belum tentu akan berakhir tahun ini. Meskipun perekonomian diperkirakan jauh lebih baik pada kuartal IV -2023, namun Eko menyarankan untuk sementara tidak harus masuk ke aset berisiko tinggi seperti saham.

Hal itu karena dari dalam negeri sendiri tengah menghadapi musim pemilihan umum. Periode ini biasanya perusahaan tidak melakukan ekspansi dan menggunakan belanja modal, sehingga tidak banyak berdampak pada pergerakan saham emiten terkait.

Eko menekankan diversifikasi aset tetap penting bagi tiap karakter investor. Yang jelas, investasi pada aset berisiko lebih baik ditahan dulu karena tekanan suku bunga tinggi AS masih membayangi dan adanya efek pelaksanaan pemilu di Indonesia.

Baca Juga: Startup Pilihan yang Jadi Incaran Modal Ventura

Presiden dan CEO PT Pinnacle Persada Investama Guntur Putra menilai, jika memang suku bunga AS diperkirakan telah mencapai puncaknya, maka ini bisa menjadi sinyal positif bagi banyak investor.

Risiko suku bunga The Fed yang telah berkurang memungkinkan beberapa investor mulai mempertimbangkan investasi pada aset yang lebih berisiko seperti saham atau obligasi korporasi dengan imbal hasil yang lebih tinggi. Namun, tentunya hal ini bisa berubah sesuai dengan dinamika dan kondisi perekonomian pasar AS dan global.

“Jadi investor harus mempertimbangkan berbagai faktor dalam perencanaan keuangan masing-masing,” ungkap Guntur kepada Kontan.co.id, Jumat (8/9).

Guntur mengatakan, investor boleh saja mencicil investasi ke aset berisiko, namun tetap penting untuk mempertahankan diversifikasi portofolio supaya mengurangi risiko. Pemilihan aset dan instrumen investasi tentunya harus disesuaikan dengan toleransi risiko dan tujuan investasi jangka panjang.

Baca Juga: Harga Saham Tak Sampai Rp 10, Apakah Bisa Untuk Investasi?

Apabila kondisi pasar keuangan memang bakal lebih kondusif pada kuartal IV-2023, investor bisa menyusun portofolio dengan tetap mempertahankan prinsip diversifikasi dan manajemen risiko yang menyeluruh.

Diversifikasi dapat membantu melindungi portofolio investasi dari fluktuasi pasar yang mungkin terjadi. Selain itu, evaluasi portofolio secara berkala dan penyesuaian jika diperlukan adalah tindakan yang bijak.

“Terus pantau perkembangan ekonomi dan pasar untuk mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan situasi saat itu,” ucap Guntur.

Guntur menganjurkan bagi investor berkarakter agresif mungkin bisa mempertimbangkan saham atau aset berisiko lainnya yang bisa memberikan imbal hasil tinggi. Tetapi, selalu ingat untuk menjaga diversifikasi portofolio dan berpantang dari tindakan impulsif.

Bagi investor dengan profil moderat dapat mempertimbangkan kombinasi saham dan obligasi yang lebih seimbang dalam portofolio investasi. Ini bakal membantu mencapai keseimbangan antara pertumbuhan dan perlindungan modal.

Sementara, Guntur menyarankan bagi investor yang lebih konservatif mungkin sebaiknya cenderung mempertahankan investasi dalam obligasi atau instrumen keuangan yang lebih stabil. Investor konservatif harus memprioritaskan perlindungan modal daripada pertumbuhan yang lebih tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×