kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.904   26,00   0,16%
  • IDX 7.205   64,44   0,90%
  • KOMPAS100 1.107   12,16   1,11%
  • LQ45 879   12,29   1,42%
  • ISSI 221   1,13   0,52%
  • IDX30 449   6,77   1,53%
  • IDXHIDIV20 541   6,33   1,18%
  • IDX80 127   1,54   1,22%
  • IDXV30 135   0,55   0,41%
  • IDXQ30 149   1,80   1,22%

PTBA targetkan pendapatan Rp 10 triliun tahun depan


Minggu, 07 November 2010 / 17:01 WIB
PTBA targetkan pendapatan Rp 10 triliun tahun depan
ILUSTRASI. Upaya Grab Tingkatkan Keselamatan Pengguna


Reporter: Dian Pitaloka Saraswati | Editor: Uji Agung Santosa

Jakarta. Perusahaan Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) menargetkan pendapatan di kisaran Rp 9 triliun sampai Rp 10 triliun tahun depan. Angka ini sama dengna target pendapatan tahun ini.

"Pendapatan PTBA ditargetkan mencapai Rp 10 trilliun di tahun 2011 karena harga batubara ada di kisaran yang sama dengan tahun ini," kata Direktur Operasional Produksi PTBA, Milawarma di Tanjung Enim, Palembang, Jumat (5/11).

Dalam keterangan PTBA kepada pers sebelumnya, harga jual rata-rata domestik di bulan Januari hingga September sekitar Rp 613.214/ton, sementara harga ekspor periode yg sama USD 65.44/ton.

Kendati harga jual diprediksikan tidak berubah, PTBA toh tidak menurunkan target produksinya, yakni 14 juta ton. Dengan capex senilai Rp 1,4 hingga 1,5 trilliun, kata Mila, akan lebih efisien jika produksi mereka tidak diturunkan di tahun ini.

Namun demikian, strategi penjualan agak dirubah, terutama untuk penjualan spot. Sejak tahun 2008, PTBA membuat hitungan ulang per tiga bulan untuk penjualan spot batubara dengann maksud menyesuaikan harga jual yang ada di pasar saat ini. Komposisi penjualan batubara selama ini adalah 70% ke pasar domestik, dan 30 persen diekspor.

Untuk ekspor, separuhnya lewat term contract yang lamanya 1 tahun, sementara sisanya dengan spot. Negara yang banyak membeli lewat pasar spot adalah China, dan India, sementara pembeli untuk term contract adalah Jepang.

"Harga batubara terguncang sejak China agresif membeli batubara dan tiba-tiba menghentikannya di tahun ini," kata Milawarma.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×