kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,03   5,44   0.61%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PSBB dilonggarkan, bagaimana prospek Indocement (INTP)?


Jumat, 17 Juli 2020 / 20:52 WIB
PSBB dilonggarkan, bagaimana prospek Indocement (INTP)?
ILUSTRASI. Pekerja membongkar muat semen di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Selasa (8/8). Penjualan semen Indocement (INTP) semester pertama tahun ini sekitar 7,2 juta ton, turun 8% secara tahunan.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi corona (Covid-19) yang melanda tanah air membuat sejumlah daerah menerapkan pembatasan sosial. Hal ini turut mempengaruhi penjualan semen, seperti yang dialami oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP).

Antonius Marcos, Sekretaris Perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa mengatakan, penjualan semen INTP sepanjang semester pertama tahun ini sebesar kurang lebih 7,2 juta ton. Realisasi ini lebih rendah 8% dibanding semester pertama tahun lalu.

Marcos mengaku, penurunan di semester pertama ini ini lebih disebabkan oleh faktor faktor di luar kendali INTP, seperti misalnya bencana banjir besar yang empat kali menimpa Jabodetabek di awal Januari. Penurunan volume penjualan juga sebagai dampak dari penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang terjadi di kuartal kedua.

Baca Juga: Jaga kinerja, Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) melanjutkan efisiensi

Meski masih dihadapkan dengan sejumlah persoalan seperti kondisi pasar yang oversupply hingga potensi pemberlakuan PSBB susulan, sejumlah analis menilai saham konstituen Indeks Kompas100 ini masih menarik. Analis Danareksa Sekuritas Maria Renata mengatakan, pangsa pasar INTP relatif stabil pada pada Juni 2020, yakni di level 26,3%.

Penjualan INTP pada enam bulan pertama 2020 berkontribusi 25,7% dari total konsumsi domestik, relatif stabil dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 26,2%. Namun, penjualan di Jawa Barat yang merupakan basis pasar INTP  menurun 8,2% secara year-on-year (yoy).

“Meskipun demikian, penjualan di Sumatra naik 7,4% yoy. Kontribusi penjualan dari Sumatra meningkat dari 9,4% pada akhir 2019 menjadi 10,6% di semester pertama 2020 dilatarbelakangi pengoperasian terminal semen di Lampung dan Palembang pada 2018,” tulis Maria dalam riset, Selasa (14/7).

Baca Juga: Akibat PSBB, volume penjualan Indocement (INTP) sepanjang semester I-2020 turun 8%

Meski mengalami penurunan, penjualan INTP sepanjang enam bulan pertama 2020 masih sejalan dengan target yang dipasang Danareksa Sekuritas. Penjualan rata-rata bulanan INTP dalam enam bulan pertama tahun ini mencapai 1,18 juta ton, turun 20,2% dari 1,48 juta ton di periode yang sama tahun sebelumnya. Penjualan pada semester I-2020 mencerminkan 44,2% dari target penjualan INTP yang dipasang Danareksa Sekuritas hingga akhir 2020, yakni sebesar 16,03 juta ton (turun 10,2% secara yoy).

Adapun penjualan INTP di kuartal kedua 2020 mencapai 3,29 juta ton, turun 10,8%  secara yoy (dibandingkan 3,69 juta ton pada kuartal kedua 2019). Secara kuartalan, penjualan pada triwulan kedua 2020 juga turun 13,5%, dari 3,80 juta ton pada triwulan pertama 2020. Capaian ini juga masih sesuai dengan target Maria, yang memperkirakan penjualan pada kuartal kedua 2020 akan mencapai 3,32 juta ton atau -10,0% yoy.

Maria mempertahankan rekomendasi beli (buy) saham INTP dengan target harga Rp 14.200 per saham.

Baca Juga: Volume penjualan Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) melonjak 30% pada Juni 2020

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Mimi Halimin meyakini pendapatan INTP  pada kuartal kedua 2020 kemungkinan akan turun baik secara tahunan maupun kuartalan. Namun, ini merupakan hal yang biasa karena kuartal kedua merupakan low season bagi industri semen.

Hal ini karena karena biasanya pada kuartal kedua terdapat masa liburan yang lebih panjang akibat momen bulan Ramadan dan Idul Fitri. “Dan tahun ini, hal tersebut diperburuk oleh penerapan PSBB,” tulis Mimi dalam riset, Selasa (14/7).

Ketika ekonomi secara bertahap telah dibuka kembali, Mimi yakin bahwa skenario terburuk sudah terlewati. Dus, dia mempertahankan rekomendasi trading buy saham INTP dengan target harga sebesar Rp14.000.

Baca Juga: Bukukan kinerja positif, simak rekomendasi saham Indocement (INTP)
Secara umum, konsumsi semen domestik pada Juni 2020 mencapai 4,98 juta ton, naik  32,3% secara yoy dan naik 58,3% secara month-on-month (mom). Hanya wilayah Sulawesi yang membukukan pertumbuhan tahunan negatif yakni -2,3%.

Sejak awal tahun atau secara year-to-date (ytd), penjualan semen semester pertama 2020 mencapai 27,57 juta ton,  turun 6,4% secara yoy. Penurunan ini utamanya karena menurunnya penjualan di Jawa hingga 10,2% yoy sementara penjualan di Sumatra hanya turun 0,3% yoy,  yang didukung oleh proyek-proyek infrastruktur, terutama jalan tol Trans Sumatra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×