Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Semester kedua 2020 diyakini bakal menjadi momentum kebangkitan bagi industri semen. Hal ini seiring dengan bergeliatnya kembali aktivitas perekonomian seiring dengan relaksasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Antonius Marcos, Sekretaris Perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) optimistis pencapaian pada semester kedua ini akan lebih baik dari semester pertama. “Apalagi jika pemerintah juga dapat meluncurkan kebijakan-kebijakan yang mendukung dunia usaha, kami optimistis akan memberikan sinergi yang positif,” ujar Marcos kepada Kontan.co.id, Kamis (16/7).
Adapun di paruh kedua 2020, konstituen Indeks Kompas100 ini telah menyiapkan sejumlah strategi, antara lain adalah tetap fokus kepada pangsa pasar utama INTP serta optimalisasi pengeluaran semen di terminal terminal INTP yang tersebar di berbagai daerah. INTP juga sedang mencari peluang peluang pasar ekspor yang potensial.
Baca Juga: Akibat PSBB, volume penjualan Indocement (INTP) sepanjang semester I-2020 turun 8%
Program efisiensi di biaya produksi dan biaya distribusi juga terus berlanjut dalam rangka mempertahankan laba bersih. Terbukti, program efisiensi ini mampu mempertahankan pertumbuhan laba bersih INTP pada kuartal pertama 2020. Emiten produsen semen merek Tiga Roda ini membukukan laba bersih sebesar Rp 400,43 miliar, naik tipis 0,87% dari periode yang sama tahun lalu.
Meski demikian, Indocement ini mencatatkan penurunan dari sisi top line. Pendapatan INTP turun 9,91% secara year-on-year menjadi Rp 3,36 triliun dari sebelumnya Rp 3,73 triliun.
Marcos mengatakan, kenaikan laba bersih pada kuartal pertama 2020 dibandingkan periode yang sama tahun lalu disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor, terutama keberhasilan program efisiensi. Program efisiensi yang telah dicanangkan sejak awal tahun tersebut menyebabkan terjadinya penurunan biaya energi dan juga biaya produksi tetap.
Baca Juga: Mirae Asset Sekuritas naikkan rekomendasi saham Indocement (INTP), ini alasannya
Selain itu, fokus INTP pada pangsa pasar utama, yaitu wilayah Jabodetabek, juga menyebabkan biaya distribusi menjadi lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Sepanjang paruh pertama 2020, volume penjualan semen INTP sebesar 7,2 juta ton, lebih rendah 8% dibanding penjualan pada semester pertama tahun lalu. Marcos mengatakan, penurunan volume penjualan ini disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari bencana banjir besar yang empat kali terjadi di wilayah Jabodetabek di awal Januari dan juga akibat penerapan PSBB di kuartal kedua 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News