Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Kendati masih ada sinyal tekanan terhadap prospek initial Public Offering / IPO, namun prospek tahun ini masih lebih menarik dibanding tahun lalu. Hal ini bisa dilihat dari posisi indeks yang beberapa kali mencetak rekor.
Menurut analis First Asia Capital David Sutyanto, dengan beberapa kalinya indeks mencetak rekor menunjukkan jika pasar saham sedang berada dalam kondisi kelebihan dana.
"Lalu, kalau dilihat dari pergerakan indeks, investor terlihat sedang bingung ingin memasukkan dana investasinya ke mana," jelas David kepada KONTAN, Rabu (3/4).
Nah, momen seperti ini bisa dimanfaatkan untuk menghelat IPO. Lebih menariknya prospek IPO, lanjut David, juga terlihat dari pergerakan saham empat emiten baru.
Dari empat emiten yang sudah listing, harga saham atas dua emiten baru itu sudah berada dibawah harga pelaksanaannya.
Dua tahun belakangan, kondisi pasar saham kurang kondusif. HAl ini membuat investor takut untuk berjualan. Sehingga, suplai saham di pasar kurang dan menyebabkan harga saham tetap berada di atas harga pelaksanaannya. Hal ini terlihat dari mayoritas saham emiten yang listing tahun lalu.
Tapi, tahun ini lebih menarik, sehingga investor memperoleh kepastian akan ada pihak yang membeli ketika ingin menjual sahamnya. Otomatis, suplai saham di pasar membesar sehingga harganya pun menurun.
"Jadi, terlepas dari skema full komitmen dalam teknis penjaminan emisinya, prospek (IPO) tahun ini untuk semua sektor memang lebih menarik," jelas David.
Sementara, analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menilai, sektor yang prospektif untuk IPO spesifik pada sektor konstruksi, properti dan konsumer. Sektor tambang memang membaik.
Namun, masih terlalu banyak resiko seiring dengan masih fluktuatifnya kondisi harga komoditas. "Jadi, masih perlu wait and see dulu," pungkas Reza.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News