kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,21   13,90   1.53%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prospek Emiten Multi Sektor Holding Diproyeksi Cerah, Cermati Rekomendasi Analis


Minggu, 17 Desember 2023 / 15:16 WIB
Prospek Emiten Multi Sektor Holding Diproyeksi Cerah, Cermati Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Logo PT Astra International Tbk ASII di puncak gedung Menara Astra, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. Prospek Emiten Multi Sektor Holding Diproyeksi Cerah, Cermati Rekomendasi Analis.


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa emiten multi sektor holding tetap optimistis memiliki prospek positif pada 2024, meskipun prospek tersebut masih dipengaruhi sejumlah faktor. 

Head of Investor Relations PT Astra International Tbk (ASII) Tira Ardianti mengatakan, Astra memiliki berbagai bisnis yang kinerja dan prospeknya dipengaruhi berbagai faktor, salah satunya faktor pertumbuhan ekonomi.

"Kami berharap ekonomi Indonesia masih dapat bertumbuh dengan baik pada tahun 2024 sehingga dapat mendukung kinerja bisnis-bisnis Astra," ungkap Tira kepada Kontan.co.id, Minggu (17/12).

Selain faktor kondisi ekonomi, beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja Astra di antaranya kondisi global, termasuk situasi geopolitik yang juga dapat berdampak pada harga komoditas dan energi, dan kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh negara-negara lain yang dapat mempengaruhi kondisi ekonomi domestik.

Baca Juga: Pangkas Utang Rp 13,23 Triliun, BNBR Geber Ekspansi

Selain itu, Tira bilang, ASII telah telah melakukan beberapa aksi korporasi.

 

Pertama, langkah investasi untuk mendukung bisnis yang sudah ada, seperti akuisisi bank Jasa Jakarta untuk mendukung ekosistem jasa keuangan Astra yang sudah ada dan akuisisi platform iklan baris OLX dengan tujuan memperkuat bisnis otomotif ASII, khususnya uses cars.

Kedua, melakukan investasi yang bertujuan untuk bertransisi dari bisnis batubara dengan memasuki bisnis nikel melalui investasi di Stargate dan NIC.

Ketiga, memasuki bisnis Healthcare melalui investasi di Halodoc dan Rumah Sakit Hermina di bawah pengelolaan PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL). 

"Ke depannya kami akan senantiasa menjajaki peluang-peluang bisnis yang ada untuk memperkuat dan juga untuk keberlanjutan bisnis Astra," tuturnya.

Sementara itu, PT Bakrie & Brother Tbk (BNBR) menuturkan bahwa mereka optimistis akan terus mengembangkan unit-unit usahanya di 2024.

Baca Juga: Mendaki di Awal Semester II, Simak Prospek & Rekomendasi Saham Sektor Industri

"Kami optimistis mampu memacu peningkatan kapasitas produksi, baik di industri komponen otomotif, industri baja, konstruksi bangunan ramah lingkungan, dan pengembangan sektor energi baru terbarukan termasuk di dalamnya elektrifikasi transportasi," kata Direktur PT Bakre & Brothers Tbk (BNBR) Roy Hendrajanto M. Sakti kepada Kontan.co.id, Jumat (15/12).

Terlebih lagi, tahun depan akan ada pemilihan umum (pemilu) yang diharapkan mendapatkan berkah dari transisi pemerintahan serta dapat mendukung stabilitas pertumbuhan ekonomi. 

Roy mengatakan, pada 2024, BNR akan bertansformasi dan fokus dalam tiga lini. Tiga lini tersebut disebut industrialisasi, energi baru terbarukan (EBT), dan digitalisasi. "Di lini industrialisasi, BNBR akan mentransformasikan lini industri perseroan ke arah yang lebih smart dan riil," tuturnya,

Kedua, di lini energi, BNBR akan mengarahkan bisnisnya di energi baru terbarukan, termasuk di dalamnya elektrifikasi transportasi. Ketiga, lini digitalisasi, BNBR melalui salah satu unit usahanya yang telah berpengalaman di infrastruktur IT dan telco.

Namun, Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi melihat kinerja emiten holding pada 2024 akan bertumbuh melambat, seperti salah satu misalnya sektor pertambangan yang terdampak dari moderatnya harga komoditas energi. 

Baca Juga: ASII Hingga EMTK, Simak Rekomendasi Saham Emiten Holding yang Layak Koleksi

Lalu, sektor otomotif yang terdampak dari suku bunga, karena 80% konsumen masih dibiayai oleh kredit. "Meski demikian, subsektor media masih akan mendapatkan sentimen positif seiring dengan kampanye pemilu presiden 2024," kata Oktavianus kepada Kontan.co.id, Jumat (15/12).

Adapun sentimen dari perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan terjadi di tahun depan seiring bank sentral yang masih mengetatkan kebijakan moneter setidaknya hingga di kuartal I-2024.

"Kami melihat dampak perlambatan mulai terjadi, terlihat dari data surplus neraca dagang Indonesia yang kian menipis, bahkan sejak Juni 2023 pertumbuhan ekspor Indonesia terus terkontraksi," lanjut dia.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×