Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) berhasil mencatatkan kinerja yang cukup baik. Hal ini ditandai dengan masuknya TINS dalam 10 besar podusen timah olahan terbaik tahun 2017. Berdasarkan data Industrial Technology Research Institute (ITRI), prestasi ini diukur dari hasil tonase produksi timah.
TINS menempati peringkat kedua dengan produksi 30.200 ton timah pada 2017. Capaian ini naik 27,1% dari hasil produksi tahun 2016 sebesar 23.756 ton.
Sedangkan peringkat pertama, masih diduduki oleh Yunnan Tin asal China. Perusahaan ini memproduksi 74.500 ton. Meski masih yang tertinggi, sejatinya produksi ini menurun 2% dibandingkan tahun 2016 yang tercatat 76.000 ton.
Emil Ermindra, Direktur Keuangan TINS menyatakan, dalam dua tahun terakhir TINS menunjukkan kinerja yang semakin meningkat dan membaik. Hal ini lantaran volume produksi meningkat signifikan hampir 30%. "Sehingga menempatkan PT Timah sebagai produsen nomor 2 terbesar di dunia," terang Emil kepada Kontan.co.id, Kamis (1/2).
Secara umum, program peningkatan kapasitas dan produktivitas operasi diikuti dengan kenaikan harga jual yang membaik. Selain itu, adanya stabilitas nilai tukar rupiah juga mendorong pertumbuhan produksi.
"Sekitar 95% hasil produksi TINS, diekspor ke luar negeri. Artinya kalau dilihat angka tabel di atas bisa diartikan juga sebagai pertumbuhan penjualan," pungkasnya.
Berikut ini, adalah peringkat produsen timah dunia tahun 2017:
1. Yunnan Tin (China) dengan produksi timah 74.500 ton
2. PT Timah (Indonesia) dengan produksi timah 30.200 ton
3. Malaysia Smelting Corp (Malaysia) dengan produksi timah 27.200 ton
4. Yunnan Chengfeng (China) dengan produksi timah 26.800 ton
5. Minsur (Peru) dengan produksi timah 18.000 ton
6. EM Vinto (Bolivia) dengan produksi timah 12.600 ton
7. Guangxi China Tin (China) dengan produksi timah 11.500 ton
8. Thaisarco (Thailand) dengan produksi timah 10.600 ton
9. Metallo (Belgium) dengan produksi timah 9.700 ton
10. Gejiu Zi-Li (China) dengan produksi timah 8.700 ton
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News