kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prodia (PRDA) menargetkan pemeriksaan Covid-19 berkontribusi 20% pada pendapatan 2020


Jumat, 18 Desember 2020 / 18:07 WIB
Prodia (PRDA) menargetkan pemeriksaan Covid-19 berkontribusi 20% pada pendapatan 2020
ILUSTRASI. Prodia Widyahusada (PRDA) membukukan pendapatan sebesar Rp 1,2 triliun pada Januari-September 2020, turun 2,97% secara tahunan.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 belum menunjukkan indikasi akan mereda dalam waktu dekat. Masyarakat pun terus melakukan test swab dan PCR sebagai langkah pemetaan penyebaran maupun untuk memantau keadaan diri sendiri.

PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) selaku emiten yang menyediakan layanan pemeriksaan laboratorium pun mengalami lonjakan permintaan pemeriksaan Covid-19. Hingga akhir September 2020, Prodia mencatatkan sebanyak 533.000 pemeriksaan terkait Covid-19 telah dilakukan. Adapun tes pemeriksaan meliputi tes serologi antibodi berbasis rapid test, tes serologi berbasis instrumen laboratorium (serologi EIA), dan tes PCR Covid-19.

Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty menjelaskan, PRDA telah menerima permintaan pemeriksaan terkait Covid-19 sekitar 464.000 tes serologi antibodi (rapid test dan tes serologi EIA), dan 69.000 tes PCR Covid-19. Dia juga bilang pertumbuhan pemeriksaan terkait Covid-19 naik karena saat ini telah menjadi kebutuhan. Lebih lanjut, Dewi bilang pemeriksaan Covid-19 telah menjadi salah satu yang mendukung kinerja PRDA pada kuartal ketiga 2020 kemarin.

“Kontribusi tes Covid-19 ini sekitar 16-17% kepada total revenue PRDA. Tentu kami berharap peningkatan kontribusi ini masih akan berlanjut di kuartal keempat 2020 mengingat pandemi ini masih terus berlangsung. Apalagi kami melihat animo masyarakat untuk pemeriksaan Covid-19 ini akan terus berlangsung sejak ditetapkannya harga eceran tertinggi (HET) oleh pemerintah untuk PCR,” kata Dewi kepada Kontan.co.id, Kamis (17/12).

Baca Juga: Permudah pemeriksaan kesehatan, Prodia (PRDA) gandeng Good Doctor

Hingga September 2020, PRDA masih mencatatkan penurunan pendapatan. PRDA membukukan pendapatan sebesar Rp 1,2 triliun atau turun 2,97% secara year on year (yoy). Kendati demikian, dari sisi laba tahun berjalan, PRDA berhasil mencatatkan kenaikan 1,08% yoy menjadi Rp 122,28 miliar.

Dewi mengakui kinerja PRDA hingga kuartal ketiga 2020 masih jauh dari target pendapatan dan laba bersih untuk tahun ini. Oleh sebab itu, pada kuartal keempat 2020, pihaknya masih terus berupaya untuk memperbaiki kinerja melalui penyediaan digital platform bagi pelanggan, membuat paket pemeriksaan (check-up) yang baru, memperkuat dan meningkatkan layanan home service bagi pelanggan, memperkuat channel registrasi online, serta pemeriksaan terkait Covid-19.

Walaupun pemeriksaan terkait Covid-19 mengalami kenaikan, Dewi menyebut PRDA tetap berupaya meningkatkan pemeriksaan non-Covid-19. Ini karena secara keseluruhan dari bulan Januari-September 2020, PRDA mengalami penurunan sekitar 19% untuk pemeriksaan non-Covid-19.

“Dengan strategi yang kami jalankan tersebut, kami melihat kuartal ketiga 2020 kemarin hasilnya bagus. Sehingga di kuartal keempat 2020 akan kami lanjutkan strategi tersebut dan kami berharap dapat tumbuh sekitar 20% yoy. Kami proyeksikan angka tersebut sehingga dapat menopang full year revenue sementara growth margin diharapkan juga bisa tumbuh di low double digit,” tambah Dewi.

Sementara khusus untuk pemeriksaan Covid-19, seiring dengan masih tingginya permintaan dari masyarakat, Dewi berharap pada akhir tahun nanti, pemeriksaan terkait Covid-19 bisa memberikan kontribusi 20% terhadap pendapatan PRDA.

Ekspansi Tertunda

Baca Juga: Garuda Indonesia sediakan 150 titik layanan tes PCR dan swab test

Ekspansi Tertunda

Pandemi ini di satu sisi telah meningkatkan pemeriksaan terkait Covid-19 milik PRDA. Di sisi lain, pandemi ini turut menghambat upaya ekspansi yang direncanakan PRDA pada tahun ini. 

Asal tahu saja, manajemen PRDA awalnya sudah bersiap akan membuka lima cabang lagi pada tahun ini. Seiring dengan adanya pandemi, Dewi menuturkan pihaknya mengurungkan rencana tersebut karena dinilai tidak akan efektif. Alhasil, hingga saat ini, hanya satu cabang baru yang terealisasi, yakni cabang Bitung.

“Sementara pembukaan cabang baru di Bitung ini responsnya sangat baik. Bahkan, baru dibuka beberapa bulan, cabang Bitung sudah mencapai break-even point. Hal ini sebenarnya karena Bitung sudah sangat berkembang dan pasarnya sudah ada, baik untuk segmen pelanggan walk-in customer maupun pelanggan korporasi,” ujar Dewi.

Adapun, untuk empat cabang lain yang akan dibuka baik di Greater Jakarta maupun Jawa Tengah, Dewi memilih menunda terlebih dahulu setidaknya sampai tahun depan. Hal ini dilakukan sembari manajemen PRDA meninjau kembali apakah pembukaan cabang tersebut diperlukan atau lebih baik untuk fokus di digital channel.

Pasalnya, pengembangan IT dan digital development disebut Dewi pada tahun ini justru berhasil membantu meningkatkan pendapatan PRDA. Bahkan, dia membeberkan per September 2020, realisasi belanja modal sebesar Rp 200 miliar dari Rp 300 miliar-Rp 350 miliar sebagian besar digunakan untuk pengembangan IT & digital development.

Baca Juga: Tunggu ekonomi membaik, Prodia (PRDA) tunda ekspansi 4 klinik di tahun ini

Terkait rencana pada tahun depan, Dewi belum bisa banyak memberi penjelasan. Namun, yang jelas untuk anggaran belanja modal, PRDA akan kembali menyiapkan sekitar Rp 300 miliar. Prodia akan menggunakan sebagian dana belanja modal untuk renovasi dan men-scale-up fasilitas layanan kesehatan PRDA.

“Kalau untuk proyeksi tahun 2021, sangat bergantung pada outlook ekonomi makro. Kami akan memproyeksikan sesuai dengan kondisi outlook ekonomi. Kami mendasarkan pertumbuhan kami dari apa yang disampaikan pemerintah yaitu 4-5%. Kami memperkirakan CAGR Prodia tersebut ada di dua kali rentang macro-economic growth. Yang jelas, kami mengupayakan untuk ada improvement di tahun depan,” pungkas Dewi.

Baca Juga: Prodia Widyahusada (PRDA) targetkan kinerja 2021 lebih tinggi dari ekonomi Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×