Reporter: Melysa Anggreni | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Tingkat premi risiko investasi alias credit default swap (CDS) Indonesia 5 tahun tengah menurun. Tren ini diperkirakan akan berlanjut seiring dengan meredanya ketidakpastian global.
Adapun CDS Indonesia 5 tahun sempat berada di level 83,9 pada akhir pekan lalu, atau naik dari posisi sebelumnya di level 82,2. Per Senin (26/5), premi risiko investasi Indonesia turun di level 82,0.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, kenaikan CDS pada pekan lalu didorong peningkatan ketidakpastian obligasi global pasca pengumuman arah kebijakan fiskal Amerika Serikat (AS), yang mengarah kepada pelebaran defisit.
Salah satu yang menonjol adalah rancangan undang-undang (RUU) pajak yang digagas Presiden AS Donald Trump. Kebijakan ini sukses memicu polemik hingga kekhawatiran akan utang baru yang dapat menambah ratusan dolar defisit setiap tahunnya.
“Meski begitu, jika merujuk pada tren CDS, dampaknya sebenarnya cenderung terbatas. Untuk ke depan, saya kira masih akan terus melandai,” ujar Josua kepada Kontan.co.id, Senin (26/5).
Baca Juga: Kenaikan Credit Default Swap (CDS) Picu Imbal Hasil Utang Pemerintah RI Meningkat
Dari domestik, Josua menilai, CDS Indonesia masih dibayangi oleh risiko perlambatan ekonomi dan pelebaran defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Per Maret 2025, defisit APBN telah mencapai Rp 104,2 triliun atau setara 0,43% dari produk domestik bruto (PDB). Adapun pemerintah telah merancang defisit anggaran senilai Rp 616,19 triliun atau setara 2,53% dari PDB.
Guru Besar Keuangan dan Pengamat Pasar Modal Universitas Indonesia Budi Frensidy menilai, jika rasio defisit APBN masih berada di bawah 3%, kurs rupiah bergerak dikisaran atau dibawah Rp 16.000 per dolar AS, pertumbuhan ekonomi diatas 4,8%, neraca perdagangan masih tercatat surplus, tingkat inflasi terjaga, dan aliran dana asing keluar tidak begitu masif, maka tingkat premi risiko investasi Indonesia akan cenderung stabil. Bahkan,relatif menurun.
“Saya kira selama CDS Indonesia 5 tahun masih berada di level 70,0 - 90,0 itu masih relatif baik dan wajar,” kata Budi kepada Kontan.co.id, Senin (26/5).
Baca Juga: Faktor Internal Lebih Banyak Berperan Terhadap Kenaikan Risiko Investasi Indonesia
Selanjutnya: Pemerintah Tambah Kapasitas 69,5 GW di RUPTL 2025-2034, PLTU Batubara Jadi Sorotan
Menarik Dibaca: Dividen Indocement (INTP) Rp 259 per saham, Potensi Yield 4,5%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News