Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat 1,75% ke level 6.980,65, Kamis (20/10).
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, penguatan IHSG ini masih sejalan dengan report teknikal yang ia perkirakan. Menurutnya, naiknya pergerakan IHSG berbanding terbalik di tengah kondisi market global dan Asia yang terkoreksi.
"Diperkirakan, dengan kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang cukup agresif sebesar 50 basis poin (bps) disambut baik oleh para investor, karena dapat sebagai upaya untuk menjaga pergerakan nilai tukar rupiah serta inflasi," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (20/10).
Baca Juga: Sewindu Pemerintahan Jokowi, Nilai Transaksi Di Bursa Saham Bertumbuh
Untuk perdagangan Jumat (21/10), Herditya memperkirakan, IHSG akan rawan koreksi terlebih dahulu ke rentang area 6.900-6.930, dengan support di 6.847 dan resisten di 7.000. Ia menyarankan agar para pelaku pasar dapat trading dalam jangka pendek terlebih dahulu.
Sementara itu, Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan memproyeksikan IHSG berpeluang melanjutkan minor bullish reversal ke kisaran 7.070-7.100 pada perdagangan Jumat (21/10), jika konfirmasi rebound ke level psikologis 7.000 di Jumat (21/10).
Secara teknikal, kata Valdy, indikator Stochastic RSI dan MACD yang bergerak naik pasca pembentukan golden cross mendukung indikasi tersebut.
Beberapa sentimen yang menjadi penggerak IHSG seperti rebound signifikan harga CPO dalam beberapa hari terakhir yang turut memicu rebound harga komoditas lain, terutama komoditas energi.
Dengan demikian, saham-saham commodity-related dapat diperhatikan dalam jangka pendek, antara lain ADRO, AALI, LSIP, SIMP, INDY, MEDC dan TKIM.
Meski terdapat potensi rebound lanjutan, sebaiknya investor jangan terlalu agresif mengingat risiko pelemahan lanjutan nilai tukar rupiah masih cukup besar. Nilai tukar rupiah melemah 0.48% ke Rp 15.570 per dolar Amerika Serikat di Kamis (20/10) sore, meskipun RDG BI kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps ke 4.75% (20/10).
"Pasalnya, the Fed diperkirakan bisa menaikkan suku bunga acuan di 100 bps atau lebih pada FOMC November 2022. Tekanan bagi BoE dan ECB untuk lebih agresif juga meningkat," imbuhnya.
Baca Juga: IHSG Ditutup Naik 1,75% ke 6.980.65 Setelah BI Kerek Suku Bunga Acuannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News