kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.286.000   8.000   0,35%
  • USD/IDR 16.722   27,00   0,16%
  • IDX 8.242   -33,17   -0,40%
  • KOMPAS100 1.150   -4,66   -0,40%
  • LQ45 842   -2,15   -0,25%
  • ISSI 285   -0,47   -0,16%
  • IDX30 441   -2,54   -0,57%
  • IDXHIDIV20 511   -0,99   -0,19%
  • IDX80 129   -0,47   -0,36%
  • IDXV30 136   -1,17   -0,85%
  • IDXQ30 141   -0,13   -0,10%

Pendapatan dan Laba Bersih Indika Energy (INDY) Merosot Hingga Kuartal III-2025


Selasa, 04 November 2025 / 10:27 WIB
Pendapatan dan Laba Bersih Indika Energy (INDY) Merosot Hingga Kuartal III-2025
ILUSTRASI. kinerja Indika Energy (INDY) kurang menggembirakan setelah pendapatan dan laba bersih sama-sama turun hingga kuartal III-2025


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indika Energi Tbk (INDY) membukukan kinerja keuangan yang kurang memuaskan hingga kuartal III-2025. Kendati begitu, INDY tetap berkomitmen untuk terus melakukan transformasi bisnis dengan mengembangan bisnis non-batubara.

Sepanjang Januari—September 2025, INDY mengalami penurunan pendapatan sebesar 19,1% year on year (yoy) menjadi US$ 1,44 miliar.

Penurunan pendapatan terutama dikarenakan kontribusi yang lebih rendah dari Kideco Jaya Agung (Kideco) yang mencatat perlambatan pendapatan sebesar 18% yoy menjadi US$ 1,15 miliar seiring harga jual rata-rata yang menurun.

Baca Juga: Lepas Proyek Emas Doup, J Resources Asia Pasifik (PSAB) Bakal Gelar RUPSLB

Per kuartal III-2025, Kideco menjual 22,2 juta ton batubara dengan harga jual rata-rata batubara menurun 14,7% yoy menjadi US$ 49,4 per ton, dibandingkan harga rata-rata US$ 57,9 per ton yang tercatat pada periode yang sama tahun lalu.

Bila ditelurusi, Kideco menjual 9,6 juta ton batubara atau 43% dari volume penjualannya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri (DMO). Jumlah ini melampaui persyaratan DMO sebesar 25% yang ditetapkan pemerintah dan merupakan bentuk dukungan nyata INDY kepada negara, selaras dengan tujuan perusahaan yaitu Energizing Indonesia for a Sustainable Future.

Penurunan pendapatan INDY juga dikontribusikan oleh Indika Indonesia Resources yaitu sebesar 66,0% yoy menjadi US$ 28,7 juta per kuartal III-2025, dari sebelumnya yakni US$ 138,9 juta.

Hal ini disebabkan karena menurunnya permintaan di pasar ekspor. Adapun sisa pendapatan terutama berasal dari perdagangan non-batubara, yang mana sebagian besar bauksit dari Mekko. 

Sementara itu, pendapatan Tripatra meningkat 12% yoy menjadi US$ 176,2 juta hingga kuartal III-2025, terutama didorong oleh proyek Posco senilai US$ 21,9 juta, proyek Akasia Bagus US$ 28,1 juta, pabrik amonia Pupuk Kaltim US$ 19,1 juta, dan proyek APA Geng North US$ 39,6 juta.

Anak usaha INDY lainnya, Interport Mandiri Utama (IMU) juga mencatat kenaikan pendapatan sebesar 9,2% yoy menjadi US$ 93,1 juta per kuartal III-2025, terutama dikontribusikan oleh Cotrans sebesar US$ 53,8 juta, KGTE (penyimpanan bahan bakar) sebesar US$ 33,5 juta, dan sisanya berasal dari kawasan bisnis Interport (IBP) dan ILSS.

Baca Juga: Kinerja Emiten Baja Hingga Kuartal III-2025 Masih Belum Kokoh, Begini Ringkasannya

Lebih lanjut, INDY berhasil mencatat efisiensi biaya signifikan hingga kuartal III-2025. Harga Pokok Penjualan (COGS) INDY mengalami penurunan sebesar 17,5% yoy menjadi US$ 1,24 miliar per kuartal III-2025 dibandingkan dengan periode sebelumnya yaitu US$ 1,51 miliar.

Cash cost Kideco, termasuk royalti, turun 13% yoy menjadi US$ 44 per ton hingga kuartal III-2025 dibandingkan dengan US$ 50,6 per ton pada periode sebelumnya.

Hasil ini dipengaruhi oleh penurunan harga batubara yang mengakibatkan beban royalti yang lebih rendah, dan strip ratio yang lebih rendah yakni 5,2 kali per kuartal III-2025 dibandingkan 5,7 kali per kuartal III-2024 yang menyebabkan penurunan biaya tunai ex-royalti sebesar 6,3% menjadi US$ 34,1 per ton. Penurunan ini sebagian terimbangi oleh kenaikan biaya bahan bakar karena penerapan bahan bakar B40 sejak Januari 2025.

INDY turut mencatat laba kotor sebesar US$ 193,7 juta per kuartal III-2025, atau menurun 28,1% yoy dibandingkan periode sebelumnya yakni US$ 269,4 juta. Margin laba kotor INDY berada pada level 13,4% hingga kuartal III-2025, dibandingkan dengan 15,1% pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Beban penjualan, umum dan administrasi INDY juga menurun 15,3% yoy menjadi US$ 112,8 juta per kuartal III-2025 dibandingkan US$ 133,1 juta pada periode sebelumnya.

Hal ini disebabkan oleh penurunan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) terkait Kideco, penurunan biaya pemasaran seiring dengan penurunan pendapatan Kideco, tidak dimasukannya biaya operasional MUTU sejak divestasi pada Februari 2024, dan biaya-biaya profesional.

Tak hanya itu, beban keuangan INDY menunjukkan penurunan signifikan sebesar 25,6% yoy menjadi US$ 53,4 juta per kuartal III-2025, terutama disebabkan oleh penurunan total utang rata-rata dan penurunan biaya utang rata-rata.

Sebagai hasilnya, INDY membukukan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 0,5 juta sampai akhir kuartal III-2025. Angka ini jauh lebih rendah dari laba bersih INDY periode sebelumnya yakni US$ 34,4 juta.

Pada Januari—September 2025, INDY menginvestasikan belanja modal (capital expenditure) sebesar US$ 82,1 juta. Sebanyak 93,9% atau US$ 77,0 juta dari dana tersebut dialokasikan untuk bisnis non-batubara, yang menegaskan fokus INDY pada diversifikasi, termasuk Indika Mineral Investindo (terutama untuk proyek Awak Mas) sebesar US$ 53,3 juta, dan bisnis ramah lingkungan sebesar US$ 7,5 juta. Untuk bisnis batubara, INDY menginvestasikan US$ 5 juta belanja modal untuk Kideco.

 

President Director and Group CEO Indika Energy Azis Armand mengatakan, kinerja Sembilan bulan pertama tahun ini mencerminkan disiplin INDY dalam menjalankan strategi diversifikasi.

“Porsi belanja modal yang dominan pada portofolio non-batubara yang hampir 94% menegaskan komitmen kami untuk memperkuat fondasi bisnis masa depan yang lebih resilien dan berkelanjutan," ujar dia dalam siaran pers di situs perusahaan, dikutip Selasa (4/11/2025).

Sebagai catatan, pada 31 Juli 2025, PT Batu Ampar Container Terminal, perusahaan patungan antara Indika Energy melalui PT Interport Mandiri Utama dengan ICTSI Middle East DMCC, bersama dengan PT Batam Terminal Petikemas, telah menandatangani perjanjian kerja sama operasi sebagai mitra strategis selama 30 tahun untuk mengoperasikan Terminal Petikemas Batu Ampar.

Selanjutnya: Intip Jadwal Puasa Ayyamul Bidh dan Senin-Kamis pada November 2025

Menarik Dibaca: Promo Kesamber Bakmi GM November 2025, 3 Pilihan Paket Komplit Mulai Rp 36.000-an

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×