kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

PRDA pakai 67% dana IPO buat penambahan outlet


Rabu, 08 Maret 2017 / 21:28 WIB
PRDA pakai 67% dana IPO buat penambahan outlet


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Perusahaan penyedia layanan kesehatan, PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA), meresmikan Prodia Women’s Health Centre (PWHC). Klinik kesehatan yang berlokasi di Wolter Monginsidi, Jakarta Selatan. Klinik itu, merupakan unit yang memberikan layanan kesehatan khusus.

Direktur Utama Prodia, Dewi Muliaty mengatakan, pendirian pusat layanan kesehatan khusus perempuan ini merupakan bagian dari strategi Prodia untuk mengoptimalkan pasar layanan kesehatan yang terus meningkat di Indonesia.

Melalui PWHC, Prodia berharap perempuan Indonesia akan mendapatkan layanan kesehatan terbaik dengan tingkat kenyamanan tinggi sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup mereka.

“Prodia akhirnya dapat memperkenalkan layanan kesehatan khusus bagi perempuan berbasis women-wellness yang pertama di Indonesia dengan teknologi generasi terbaru," ujar Direktur Utama Prodia, Dewi Muliaty, Rabu (8/3).

Dewi menambahkan, PWHC didirikan karena perempuan pantas mendapatkan perlakuan khusus. Apalagi populasi perempuan di Indonesia hampir separuh dari total penduduk yang mencapai sekitar 254,9 juta jiwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015.

“Perempuan kelas menengah di Indonesia terus tumbuh membesar dan mayoritas berperan dalam pengambilan keputusan di keluarga. Inilah yang membuat Prodia ingin memberikan layanan terbaiknya kepada perempuan Indonesia,” tambahnya.

Dia menambahkan, dalam pembukaan di Jakarta, satu unit khusus tersebut menelan investasi Rp 8 miliar - Rp 10 miliar per outlet. Namun, investasi di setiap lokasi akan nantinya akan berbeda. Nah, perusahaan akan menyasar kota-kota besar.

Di antaranya seperti Jakarta, Surabaya, Medan, dan Makassar. Selain karena menyasar segmen menengah atas, sumber daya dokter bisa dipenuhi di kota besar. Pihaknya akan mempertimbangkan pembukaan unit baru di kota tersebut.

Direktur Pemasaran Prodia Indriyanti Rafi Sukmawati menjelaskan, di PWHC para pelanggan perempuan memiliki banyak pilihan untuk melakukan pencegahan penyakit dengan berbagai jasa layanan, mulai pencegahan dini (primary prevention) seperti penyuluhan /edukasi, dan vaksinasi/imunisasi.

Selain itu, juga ada layanan pencegahan lanjutan (secondary prevention) seperti medical check-up, tes laboratorium lengkap, dan pap smear; Diagnostic Centre yang terdiri dari USG ObGyn, Colposcopy, LLETZ, Hysterosalpingography, USG Breast, X-Ray (Rontgen) dan Electrocardiography, konsultasi dokter baik dokter umum maupun dokter spesialis dan sub spesialis.

Dalam waktu dekat, PWHC juga akan menyediakan layanan Hysteroscopy dan Mammography. Mengacu pada Well-Woman Annual Health Assessment Recommendations (ACOG, 2012) , di mana strata usia pasien dibagi berdasarkan usia yaitu strata usai 13-18 Tahun , usia 19-39 Tahun ,usia 40-64 Tahun, usia 65 Tahun ke atas, kebutuhan setiap strata berbeda dan PWHC dapat melayani sesuai strata tersebut.

“Kami membangun PWHC sesuai dengan karakter dan sentuhan perempuan. Mulai dari desain ruangan, area pelayanan, tes medis, hingga ahli yang menangani juga khusus untuk memenuhi kebutuhan perempuan,” lanjut Indriyanti.

Sampai dengan Desember 2016, jumlah outlet Prodia mencapai 259 titik. Di antaranya terdiri dari 129 laboratorium klinik, 1 Prodia Health Care (klinik PHC), 2 klinik khusus, 9 laboratorium rumah sakit, dan 118 point of care (POC) Service di klinik dokter yang tersebar di 31 provinsi dan 106 kota di Indonesia. "Dalam empat tahun ke depan, 39 dari 129 laboratorium klinik akan menjadi klinik prodia," tambahnya.

Pengembangan outlet tersebut akan memanfaatkan dana IPO yang digelar Desember 2016 silam. Sebagai catatan, dari IPO tersebut, perusahaan mendapatkan dana segar Rp 1,2 triliun. Nah, 67% dari total dana tersebut nantinya akan digunakan untuk penambahan outlet hingga 4-5 tahun ke depan.

Sementara 19% di antaranya akan digunakan untuk pengadaan peralatan diagnostik, dan 14% di antaranya untuk modal kerja. Perusahaan menganggarkan belanja modal tahun 2017 sebesar 400 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×