kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pratoto Raharjo, Direktur Itama Ranoraya (IRRA) yang piawai kembangkan dana di saham


Sabtu, 28 Maret 2020 / 18:05 WIB
Pratoto Raharjo, Direktur Itama Ranoraya (IRRA) yang piawai kembangkan dana di saham
ILUSTRASI. Pratoto S. Raharjo, pria yang kini menjabat sebagai Direktur PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA). KONTAN/Akhmad Sadewa


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Dunia investasi sudah lama ditekuni oleh Pratoto S Raharjo, Direktur PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA). Ia pun sudah pernah melalui beberapa krisis yang menghantam pasar modal.

Pratoto pertama kali mengenal dunia pasar modal tahun 1997, tepat satu tahun sebelum krisis moneter (krismon). Ia ingat betul saham pertama yang dia beli adalah saham Bank Danamon Tbk (BDMN). Saat itu harganya Rp 75.

Kala itu, pria yang akrab disapa Toto ini memilih trading saham. Pagi hari, Toto membeli saham dan sore harinya ia menjual saham tersebut ketika sudah memberikan cuan yang cukup.

Baca Juga: Antisipasi dampak corona, multifinance juga dapat stimulus dari OJK

"Itu transaksi yang beli pagi jual sore. Sangat menguntungkan saat itu, karena satu kali kenaikan itu kan naiknya 25 poin atau 33%," kenang dia. Toto juga mengatakan, kala itu saham-saham yang dikoleksi adalah saham yang harganya di bawah Rp 100.

Setelah mencicipi keuntungan dalam berinvestasi saham, Toto pun menjadi ogah beralih ke instrumen investasi lain.

Bahkan, ketika ada seseorang yang menawarkan berinvestasi di instrumen deposito dengan iming-iming bunga 60% setahun, Toto tetap tidak berpaling dari saham.

Baca Juga: Itama Ranoraya (IRRA) sumbangkan alat pelindung diri untuk tenaga medis corona

"Lalu saya tanya, ada tidak deposito yang sehari memberi untung 30%? Buktinya saya dengan main saham sehari bisa untung 30%," kelakar Toto.

Namun sekarang, Toto membagi tujuan investasinya menjadi dua, yakni untuk jangka pendek dan jangka panjang. Untuk jangka panjang, Toto menaruh pilihan pada perusahaan yang memiliki fundamental kuat, seperti perbankan pelat merah.

Sedangkan untuk trading, pria yang hobi bermain dengan komputer ini rajin memantau platform trading seperti Yahoo Finance.

Sebab, dengan data interim yang disajikan, para trader bisa mengetahui kapan waktu yang tepat untuk membeli dan kapan waktu yang tepat ambil untung.

Baca Juga: Indocement (INTP) belum mau buy back saham, ini alasannya

Namun, bukan berarti perjalanan investasi Toto selalu mulus. Ia pernah gagal. Ketika krisis moneter tahun 1998, ada gonjang-ganjing likuidasi perbankan.

Salah satunya yang dikabarkan kena likuidasi adalah BDMN. Toto melepas saham BDMN dan beralih ke saham Bank Tiara. Tapi ternyata pemerintah justru melikudiasi Bank Tiara.

Saat ini, Toto belum kepikiran melakukan diversifikasi aset ke instrumen investasi lain, baik obligasi maupun reksadana.

Menurut dia, saham lebih mudah untuk dicairkan alias lebih likuid. Selain itu, berinvestasi saham lebih menantang, sebab membutuhkan analisis mendalam terkait nilai fundamental.

Apalagi saat ini untuk memantau kinerja dan informasi perusahaan jauh lebih mudah. "Kalau dulu saya belajar dengan teman di sekuritas," ujar Toto.

Baca Juga: Itama Ranoraya (IRRA) akan impor 100 ribu unit alat tes virus corona

Toto juga selalu menggunakan dana dingin atau dana menganggur yang dialokasikan untuk berinvestasi.

Satu hal yang terpenting dalam berinvestasi adalah jangan serakah alias kemaruk. Sebab rasa ini akan membuat investor menunda merealisasikan keuntungan. Lagipula, unsur judi jadi sangat tinggi apabila investor terlalu serakah.

Selain itu, Toto juga menyarankan untuk memilih saham yang memiliki fundamental yang kuat. Ia percaya saham perbankan cukup kebal dalam menghadapi kondisi krisis.

Baca Juga: Lakukan buyback, Itama Ranoraya (IRRA) siapkan anggaran Rp 60 miliar

Sebab, kini aturan perbankan di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah cukup ketat. Tata kelola perusahaan alias good corporate governance juga bagus sehingga keberlangsungan usaha pun terjamin.

Saham emiten properti juga cukup oke saat ini. Namun, menurut Toto emiten yang memiliki prospek cerah saat ini adalah yang berbasis hunian, baik apartemen atau hunian tapak.

Namun, emiten yang menyediakan ruang perkantoran cenderung tertekan karena gejolak ekonomi dan anjuran untuk social distancing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×