kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

PP Presisi pangkas target IPO, ada indikasi apa?


Senin, 13 November 2017 / 22:48 WIB
PP Presisi pangkas target IPO, ada indikasi apa?


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang perhelatan initial public offering (IPO), sebagian perusahaan atur strategi. Salah satunya, PT PP Presisi yang memangkas target saham yang ditawarkan ke publik menjadi 23% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Sebelumnya, PP Presisi berencana melepas 35% saham kepada publik.

PP Pesisi pun memasang harga IPO di batas bawah kisaran awal Rp 430-Rp 550 per saham. PP Presisi menetapkan harga IPO pada dengan harga Rp 430 per saham. 

Kepala Riset OSO Sekuritas justru menilai, adanya perubahan target pelepasan saham ke publik mengindikasikan adanya kemungkinan bahwa target perolehan dana tak akan tercapai sepenuhnya. “Ketika ada kemungkinan undersubscribe, mereka turunkan target. Apalagi ambil range harga bawah, artinya penawaran saham tersebut saat book building tidak agresif," ujar Riska, Senin (13/11).

Riska menyebut, debut saham PT GMF AeroAsia Tbk (GMFI) sebagai contoh. Anak usaha Garuda Indoensia tersebut awalnya mengurangi saham yang dilepas ke publik menjadi 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Sebanyak 20% saham akhirnya disisihkan untuk investor strategis.

"Saham baru IPO tidak semata perhatikan kinerja. Perhatikan pula potensi kenaikan harga di hari pertama. Karena kebanyakan yang masuk saham IPO adalah trader," tambah Riska.

Adapun saham anak BUMN, menurut Riska, kebanyakan memasang target perolehan dana yang cukup besar. Berbeda dengan saham lain yang biasanya pasang target mini dengan market cap yang kecil, dus potensi kenaikan harga saham pun besar. Benar saja, PP Presisi misalnya diestimasikan akan meraup Rp 1,8 triliun dari IPO.

Target perolehan dana ini, menurut Riska akan lebih mungkin dicapai jika menyasar investor strategis dan investor institusi. "Karena itu, anak BUMN IPO berupaya investor institusi untuk masuk. Kalau tidak ada, dia akan roadshow cari investor strategis," ujar Riska.

Meski demikian, Riska melihat saham PP Presisi masih akan menarik setelah IPO nantinya. "Pendapatan per Juli naik 154%. PP Presisi juga punya diversifikasi usaha, selain itu PTPP sebagai induk perusahaan juga punya image bagus," jelas Riska.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×