Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski porsi proyek yang mengharuskan kontraktor menalangi proyek terlebih dahulu hingga serah terima proyek alias proyek turnkey mengecil, hal ini tak langsung mengurangi rasio utang emiten BUMN karya. Perbandingan modal internal dengan pinjaman atawa net gearing ratio PT PP Tbk (PTPP) misalnya.
Saat ini, levelnya sekitar 1,31 kali, lebih tinggi dibanding tahun lalu, 0,95 kali. Ini karena sejumlah proyek turnkey seperti tol Indrapura-Kisaran dan Semarang-Demak yang merupakan proyek multiyears masih berlangsung. "Selain itu, kami juga banyak mengerjakan proyek investasi seperti kawasan industri di Batang," terang Yuyus Juarsa, Sekretaris perusahaan PTPP kepada Kontan.co.id, Rabu (3/9).
Baca Juga: Emiten BUMN karya mengurangi proyek turnkey
Secara terpisah, Direktur Keuangan PTPP Agus Prubianto mengatakan, pihaknya bakal mengupayakan net gearing dan debt to equity ratio (DER) PTPP masing-masing tak akan lebih dari 1,25 kali dan 2,6 kali hingga akhir tahun.
Sementara untuk PT Waskita Karya Tbk (WSKT), tingginya beban utang untuk proyek membuat net gearing kuartal kedua kemarin naik menjadi 2,41 kali dari sebelumnya 2,11 kali pada kuartal sebelumnya.
Baca Juga: Begini strategi Waskita Karya (WSKT) menjaga likuiditas usai penurunan peringkat
Joshua Michael, analis Mirae Asset Sekuritas memprediksi, net gearing WSKT akhir tahun ini ada di level 2,26 kali. Adapun rasio pada tahun lalu 2,11 kali.
Dia masih mempertahankan rekomendasi trading buy saham WSKT. Namun, target harganya diturunkan menjadi Rp 750 dari sebelumnya Rp 775 per saham.
Asal tahu saja, BUMN karya saat ini tengah mengurangi proyek turnkey. Ini sebagai upaya untuk mengurangi paparan risiko di balik pandemi Covid-19.
PTPP misalnya. Perolehan kontrak baru dari proyek turnkey semester pertama kemarin baru sekitar Rp 1,1 triliun, turun 82% dibanding periode yang sama tahun lalu, sekitar Rp 5 triliun. "Mengurangi proyek turnkey memang menjadi salah satu strategi kami," ujar Agus.
Dia menambahkan, pihaknya akan membatasi perolehan kontrak baru proyek turnkey hingga akhir tahun ini maksimal Rp 2 triliun. Nilai ini setara sekitar 8% dari target total kontrak baru tahun ini, Rp 25 triliun.
Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) catatkan arus kas positif hingga Rp 1,7 triliun di semester I
Manajemen WSKT belum membeberkan besaran porsi proyek turnkey. Namun, Direktur Keuangan Waskita Karya Taufik Hendra Kusuma sebelumnya mengonfirmasi, utak-atik porsi proyek merupakan salah satu strategi perusahaan.
WSKT menyeimbangkan porsi kontrak proyek turnkey dengan non-turnkey. "Kami juga mengupayakan sistem pembayaran turnkey dengan progress payment," imbuh Taufik dalam keterangan resmi.
Baca Juga: Kemenkeu belum cairkan PMN sebesar Rp 20,5 triliun terhadap 5 BUMN ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News