Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
PNGO melepas sebanyak 156,25 juta saham atau setara 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Pinago pun menetapkan harga penawaran Rp 250 per saham sehingga mengantongi dana IPO hingga Rp 39,06 miliar.
Merujuk prospektus IPO, Pinago akan mengalokasikan sebesar 0,05% dari saham yang ditawarkan sebagai program alokasi karyawan atau employee stock allocation (ESA). Artinya, terdapat 80.000 saham yang menjadi milik karyawan PNGO.
Pinago akan menggunakan dana IPO untuk modal kerja, mulai dari pembelian pupuk, pembelian TBS, pembelian bahan olahan karet (bokar) dari masyarakat setempat, hingga pembayaran kontraktor untuk biaya konstruksi dan sewa alat. Selain itu, dana tersebut diharapkan bisa memperkuat struktur permodalan PNGO.
Meli mengatakan, selepas IPO, PNGO belum memiliki rencana untuk kembali melakukan ekspansi bisnis dalam jangka pendek. Ia menyebut, pihaknya lebih memilih efisiensi dan melakukan intensifikasi aset yang sudah dimiliki. "Kami juga akan menjalankan rencana replanting di kebun sawit dan melanjutkan kembali program replanting di kebun karet," sambung Meli.
Baca Juga: Berharap dari Kenaikan Harga CPO, Tahun 2020 PNGO Membidik Pendapatan Rp 1,7 Triliun
Asal tahu saja perusahaan yang berdiri sejak 1979 ini mengelola sebanyak 17.656 hektare (ha) lahan. Rinciannya, perkebunan kelapa sawit seluas 13.969 ha dan perkebunan karet seluas 3.960 ha. Sekitar 81% dari perkebunan sawit dan 77% dari perkebunan karet itu merupakan area tanaman menghasilkan.
Tak hanya perkebunan, PNGO juga memiliki industri pengolahan kelapa sawit dan karet. PNGO mengoperasikan pabrik CPO berkapasitas 120 ton TBS per jam, pabrik crumb rubber berkapasitas 6.000 ton per bulan, serta pabrik ribbed smoke sheet (RSS) berkapasitas 600 ton per bulan.
Walau belum berencana melakukan ekspansi dalam jangka pendek, Meli tak menampik pihaknya tengah menjajaki peluang untuk ekspansi dalam jangka panjang. Ia bilang, PNGO tengah mempunyai wacana menambah pabrik pengolahan kelapa sawit di salah satu anak perusahaannya. “Saat ini masih dalam proses analisa kelayakan,” pungkas Meli.
Baca Juga: Masih ada sembilan calon emiten dalam pipeline, BEI aktif sosialisasi go public
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News