Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski tengah berada dalam masa pandemi Covid-19, minat perusahaan untuk melaksanakan initial public offering (IPO) masih terlihat. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, masih ada sembilan perusahaan yang ada dalam pipeline IPO BEI.
Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, sebanyak empat perusahaan dalam pipeline tersebut berasal dari sektor properti, real estate, dan konstruksi bangunan. Kemudian, tiga perusahaan bergerak di sektor perdagangan, jasa, dan investasi.
"Lalu, satu perusahaan dari sektor industri barang konsumsi dan satu perusahaan dari sektor aneka industri," ucap Nyoman kepada wartawan, Rabu (9/9).
Sejak awal 2020 hingga 8 September 2020, ada 42 emiten baru yang tercatat di BEI. Jumlah ini lebih tinggi dari realisasi tahun lalu, sebab hingga 16 September 2019, jumlah emiten baru yang tercatat di BEI hanya sebanyak 34 perusahaan.
Baca Juga: Incar Rp 296 miliar, perusahaan e-sport David Beckham bakal IPO
Menurut Nyoman, untuk meningkatkan kesadaran pentingnya menjadi perusahaan go public, BEI secara aktif berdiskusi tentang perkembangan pasar modal Indonesia dengan unicorn di Indonesia dan perusahaan lainnya yang belum menjadi perusahaan tercatat.
"Kegiatan sosialisasi go public dilakukan dengan menggunakan media daring, baik secara one-on-one bersama direksi dan pemilik perusahaan, maupun dengan konsep webinar," tutur Nyoman.
Di samping pencarian dana melalui penawaran saham, BEI juga masih mengantongi sejumlah rencana penerbitan surat utang dalam pipeline-nya. Per 8 September 2020, terdapat 15 perusahaan yang akan menerbitkan 18 emisi obligasi/sukuk.
Berdasarkan catatan Kontan.co.id, sejak awal tahun hingga 4 September 2020, obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI adalah sebanyak 63 emisi yang berasal dari 45 emiten. Alhasil, total nilai emisi untuk obligasi dan sukuk di sepanjang tahun ini sudah mencapai Rp 51,61 triliun.
Selanjutnya: Antrean IPO di BEI Terus Bertambah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News