kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perusahaan BUMN sudah rilis obligasi Rp 11,32 T


Selasa, 13 Juni 2017 / 21:55 WIB
Perusahaan BUMN sudah rilis obligasi Rp 11,32 T


Reporter: Olfi Fitri Hasanah | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Memasuki tahun 2017, beberapa perusahaan berpelat merah tercatat telah menerbitkan surat utang berbasis konvensional, maupun berbasis syariah. Tahun ini, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diprediksi akan lebih agresif menggalang dana dari obligasi.

Menilik data Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), sejak pembuka tahun, sudah ada empat BUMN yang melakukan penerbitan obligasi dan telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pertama, PT Waskita Karya (Persero) Tbk menerbitkan surat utang bertipe Fixed Rate dengan total Rp 1,66 triliun pada 21 Februari. Kedua, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk juga menerbitkan obligasi Fixed Rate dengan nominal Rp 5,1 triliun pada 11 April.

Ketiga, PT Hutama Karya (Persero) Tbk menerbitkan obligasi berjenis sama sejumlah Rp 1,97 triliun pada 6 Juni. Keempat, PT Sarana Multigriya Finance (Persero) Tbk sebesar Rp 2,59 triliun. Artinya, sudah ada total Rp 11,32 triliun yang masuk dalam daftar di BEI.

Analis IBPA Roby Rushandie menilai, ramainya penerbitan obligasi oleh BUMN pada tahun ini seiring dengan program pemerintah yang tengah gencar melakukan pembangunan infrastruktur hingga tahun 2019 nanti. Terutama BUMN yang bergerak di sektor infrastruktur, konstruksi, energi, dan pendukungnya seperti perbankan.

“Sektor-sektor itu dapat banyak mandat pengerjaan proyek pemerintah, makanya butuh permodalan,” jelasnya.

Tak hanya itu, faktor tren penurunan suku bunga pun turut menjadi katalis. Ditambah lagi dengan kenaikan peringkat utang Indonesia menjadi investment grade oleh Standard and Poor’s (S&P).

Menurut pengamatan Roby, obligasi BUMN cukup diminati investor. Faktor pendorongnya adalah meningkatnya permintaan pasar sehubungan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 36/POJK.05/2016 yang mewajibkan Institusi Keuangan Non Bank (IKNB) menaruh dana paling sedikit 20% di Surat Berharga Negara (SBN).

SBN di sana, termasuk juga obligasi atau sukuk yang diterbitkan oleh BUMN, BUMD, dan anak perusahaan yang mendukung pembangunan infrastruktur.

Kemudian, ia bilang, secara kebetulan BUMN yang menerbitkan surat utang memiliki rating obligasi yang cukup baik dari Pefindo. “Jadi, banyak investor yang mau karena ratingnya bagus,” cetus Roby.

Sebagai contoh, obligasi yang diterbitkan BBRI, PLN dan Hutama Karya yang sudah tersematkan peringkat idAAA. Meski demikian, ia menilai obligasi korporasi swasta akan tetap ramai di tengah semaraknya permintaan surat utang BUMN. Mengingat, terbatasnya perusahaan BUMN yang menerbitkan obligasi dibandingkan dengan perusahaan swasta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×