kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perusahaan AS hengkang dari China, Sritex (SRIL) melihat potensi ekspor US$ 1 miliar


Kamis, 31 Oktober 2019 / 09:53 WIB
Perusahaan AS hengkang dari China, Sritex (SRIL) melihat potensi ekspor US$ 1 miliar
ILUSTRASI. Pemintalan benang di Pabrik Sritex, Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (27/3/2013). SRIL sudah membuat kesepakatan dengan perusahaan AS tersebut berupa penambahan ekspor mulai tahun depan.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen tekstil dan garmen PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) alias Sritex melihat adanya potensi penambahan pasar ekspor ke Amerika Serikat (AS) senilai hampir US$ 1 miliar. Direktur Utama SRIL Iwan Setiawan Lukminto mengatakan, ada salah satu perusahaan fashion terbesar di AS yang ingin memindahkan produksinya dari China.

Menurut dia, bobot produksi perusahaan tersebut di China terlalu berat sehingga harus mendiversifikasi ke negara lain. "Perusahaan itu adalah salah satu pembeli kami. Mereka sudah ngomong mau check out dari China," kata Iwan, Rabu (30/10). Menurut dia, SRIL sudah membuat kesepakatan dengan perusahaan AS tersebut berupa penambahan ekspor untuk tahun depan dan seterusnya.

Sekretaris Perusahaan SRIL Welly Salam mengatakan, mulai tahun ini ekspor SRIL ke AS memang bertambah akibat perang dagang antara AS-China. "Dari China juga dapat windfall. Karena kalau dia impor katun dari AS tinggi. Jadi, kami dapat benefit dari China dan AS," ucap dia.

Baca Juga: Per September 2019, serapan capex sejumlah emiten masih on track

Menurut Welly, apabila tren ini masih berlanjut hingga tahun depan, maka SRIL masih akan mendapat dampak positif dari kedua negara tersebut, terutama AS. Dia memprediksikan pesanan dari negeri Paman Sam pada 2020 bisa meningkat 20%-30% dibanding tahun ini.

Iwan optimistis, SRIL dapat bersaing dengan perusahaan lain karena memiliki model bisnis yang sesuai dengan minat pembeli. "SRIL punya bahan baku sendiri yang berasal dari dalam negeri. Jadi, waktu kirimnya akan lebih pendak. Pembeli cari model bisnis yang seperti kami," ungkap dia.

Sebagai gambaran, sepanjang semester I-2019, penjualan SRIL ke AS dan Amerika Latin meningkat 3,2 kali lipat. Kontribusi ekspor dari kedua kawasan tersebut mencapai 13,6% dari total penjualan ekspor semester I-2019 yang sebesar US$ 377,70 juta. Dengan kata lain, nilai ekspornya mencapai US$ 51,35 juta, naik dari US$ 15,98 juta pada periode sama tahun sebelumnya.

Baca Juga: Tawarkan bunga 7,25%, permintaan surat utang Sritex (SRIL) capai US$ 430 juta

Selanjutnya, pendapatan total SRIL pada semester I-2019 adalah sebesar US$ 631,64 juta. Angka ini meningkat 16,16% secara tahunan dari periode sama tahun 2018 yang sebesar US$ 543,76 juta. Sebanyak 59,8% dari total pendapatan SRIL disumbang oleh penjualan ekspor dan sisanya dari domestik.

Melihat peluang bisnis ekspor dari pasar AS ini, SRIL menargetkan kontribusi penjualan ekspor secara total bisa meningkat menjadi 62%-65% dari total penjualan pada tahun ini. Pada akhir 2018, kontribusi penjualan ekspor terhadap total pendapatan SRIL adalah sebesar 60,3%. Asal tahu saja, SRIL telah mengekspor produknya ke lebih dari 100 negara di kawasan Asia, Eropa, Amerika, Uni Emirat Arab (UEA), Afrika, dan Australia.

Hingga akhir tahun ini, SRIL menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 10%-15% dibanding 2018 yang sebesar US$ 1,03 miliar. Kemudian, dari segi laba bersih, SRIL menargetkan pertumbuhan 5% secara tahunan dibanding 2018 yang senilai US$ 84,5 juta. Pada semester I-2019, SRIL telah mencatatkan kenaikan laba bersih 12,29% secara tahunan menjadi US$ 63,25 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×