Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak menyentuh level tertinggi baru tahun ini. Bahkan, harga minyak west texas intermediate (WTI) kembali berada di atas level US$ 60 per barel.
Kamis (21/3) pukul 7.13 WIB, harga minyak WTI untuk pengiriman Mei 2019 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 60,11 per barel, turun tipis 0,20% dari US$ 60,23 per barel pada perdagangan kemarin. Pada perdagangan Rabu, harga minyak acuan Amerika Serikat (AS) ini menguat 1,58% yang menyentuh level tertinggi sejak 13 November 2018.
Harga minyak brent untuk pengiriman Mei 2019 di ICE Futures pagi ini pun terkoreksi tipis 0,15% ke US$ 68,40 per barel dari harga penutupan kemarin pada US$ 68,50 per barel. Harga minyak acuan internasional ini kemarin naik 1,32% dan juga mencapai level tertinggi sejak 13 November 2018.
Harga minyak merambat naik setelah rilis data yang menunjukkan bahwa pasokan minyak domestik AS mengetat. Kemarin, Energy Information Administration (EIA) melaporkan penurunan persediaan minyak yang lebih besar daripada prediksi, akibat kenaikan ekspor minyak AS dan permintaan industri pengolahan.
Persediaan minyak mentah AS turun 9,6 juta barel pada pekan lalu. Angka ini jauh lebih tinggi daripada prediksi analis yang justru memperkirakan kenaikan stok 309.000 barel. Penurunan stok ini merupakan penurunan terbesar sejak Juli 2018 dan menyebabkan persediaan minyak mencapai level terendah sejak Januari.
"Laporan bullish karena besarnya penarikan stok minyak yang disebabkan oleh rendahnya level impor dan tingginya volume ekspor," kata John Kilduff, partner di Again Capital kepada Reuters.
Harga minyak brent yang merupakan acuan internasional, naik 25,94% sejak awal tahun. Sedangkan harga minyak WTI naik 29,24% pada periode yang sama.
Lonjakan harga minyak di kuartal pertama ini disebabkan oleh berlanjutnya pemangkasan produksi oleh OPEC+ di tengah potensi perlambatan permintaan. Menteri energi Uni Emirat Arab mengatakan, OPEC mungkin akan memfinalisasi kerja sama jangka panjang dengan rekanan non-OPEC pada Juni mendatang.
S&P Global menaikkan prediksi harga minyak brent rata-rata menjadi US$ 60 per barel. Kenaikan prediksi ini dipicu oleh pemangkasan produksi oleh OPEC dan Rusia.
Di sisi permintaan, perang dagang antara AS dan China menyebabkan pasar minyak khawatir akan perlambatan ekonomi. Ada sinyal yang menunjukkan potensi negosiasi dagang yang tersendat antara kedua negara dengan ekonomi terbesar ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News