kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penyebab bisnis otomotif Astra International (ASII) tertekan sepanjang 2019


Kamis, 27 Februari 2020 / 19:33 WIB
Penyebab bisnis otomotif Astra International (ASII) tertekan sepanjang 2019


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Astra International Tbk (ASII) stagnan sepanjang 2019. Laba bersih grup Astra sepanjang 2019 tercatat Rp 21,7 triliun atau hanya tumbuh 0,18% dari 2018 Rp 21,67 triliun.

Adapun pendapatan bersih konsolidasian grup pada 2019 menurun 1% menjadi Rp 237,2 triliun.

Baca Juga: Pendapatan turun tipis, laba Astra International (ASII) mencapai Rp 21,71 triliun

Prijono Sugiarto, Presiden Direktur ASII mengatakan, kinerja grup selama tahun 2019 terimbas pelemahan konsumsi domestik dan rendahnya harga-harga komoditas.
Meski demikian, ASII diuntungkan oleh peningkatan kinerja dari bisnis jasa keuangan dan kontribusi dari tambang emas yang baru diakuisisi.

Menurutnya, prospek pada tahun 2020 juga masih menantang lantaran adanya ketidakpastian kondisi makro eksternal, kompetisi di pasar mobil, serta harga-harga komoditas yang lemah.

“Tapi, kami yakin bahwa Grup Astra berada pada posisi yang baik untuk memanfaatkan momentum dari setiap perbaikan kondisi ekonomi,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan, Kamis (27/2).

Baca Juga: Pendapatan naik tipis, laba Astra Otoparts naik 21,06% pada 2019

Sepanjang tahun lalu, laba bersih dari bisnis otomotif mengalami penurunan sebesar 1% menjadi Rp 8,4 triliun. Penjualan mobil Astra turun 8% menjadi 536.000 unit. Adapun penjualan mobil secara nasional turun 11% menjadi 1,03 juta unit pada tahun 2019.

Selanjutnya, laba bersih dari divisi Agribisnis Grup anjlok 85% menjadi Rp 168 miliar. Selain itu, laba divisi properti grup juga melaporkan penurunan laba bersih 48% menjadi sebesar Rp 83 miliar. Sedangkan penjualan sepeda motor Astra Honda meningkat 3% menjadi 4,9 juta unit.

Sementara itu, bisnis tambang dan dan jasa keuangan menopang pendapatan ASII. Laba bersih dari bisnis jasa keuangan Grup meningkat 22% menjadi Rp 5,9 triliun, terutama disebabkan oleh portofolio pembiayaan yang lebih besar dan perbaikan kredit bermasalah.

Baca Juga: Aksi jual asing Rp 1,46 triliun, ini saham-saham yang banyak dilego asing

Kemudian, laba bersih dari bisnis penjualan alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi tumbuh 1% menjadi Rp 6,7 triliun, terutama dari kontribusi usaha tambang emas baru, hal ini membantu penurunan penjualan alat berat dan kerugian pada bisnis kontraktor umum. Laba bersih dari bisnis infrastruktur dan logistic juga mencatat laba bersih yang meningkat sebesar 49% menjadi Rp 292 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×