Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Harga aluminium mencatat kenaikan terbesar dalam hampir enam bulan. Penguatan harga aluminium didukung oleh rencana China untuk menghentikan beberapa proyek smelter yang melanggar aturan pada tahun 2015 dengan tujuan mengurangi kelebihan pasokan.
Mengutip Bloomberg, Selasa (18/4) harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange menguat 2,6% ke level US$ 1.958,5 per metrik ton atau kenaikan terbesar sejak 25 Oktober 2016 sebelum diperdagangkan di US$ 1.950 per metrik ton pada pukul 12.48 waktu Shanghai.
Bursa LME ditutup dua hari lantaran libur nasional. Sementara harga almunium di bursa Shanghai menguat 1,8% pada awal pekan ke level tertinggi dalam dua tahun, didorong oleh permintaan China untuk menghentikan proyek smelter.
National Development and Reform Commission (NDRC) China pada awal pekan ini mengeluarkan instruksi kepada pemerintah daerah untuk menghentikan proyek smelter aluminium yang melanggar pedoman produksi tahun 2015.
Guo Qiuying, analis SDIC Essence Futures memprediksi harga aluminum akan naik jika pemerintah daerah mengimplementasikan instruksi NDRC. "Rencana itu akan mempengaruhi keseimbangan pasokan - permintaan dalam jangka panjang," ujarnya seperti dikutip Bloomberg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News