kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45887,73   13,33   1.52%
  • EMAS1.365.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penolakan FCA Makin Merebak, BEI Terbuka untuk Evaluasi Papan Pemantauan Khusus


Senin, 24 Juni 2024 / 06:07 WIB
Penolakan FCA Makin Merebak, BEI Terbuka untuk Evaluasi Papan Pemantauan Khusus
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia (BEI) telah melakukan revisi terhadap sejumlah poin dalam regulasi Papan Pemantauan Khusus. Namun, protes soal kebijakan ini masih berlanjut.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat

Transparansi terkait kriteria masuk-keluar saham di papan pemantauan khusus turut menjadi sorotan pelaku pasar. Contoh kriteria yang banyak disorot adalah nomor 10, yakni penghentian sementara perdagangan efek (suspensi) selama lebih dari satu hari Bursa, yang disebabkan oleh aktivitas perdagangan.

Adapun, saham yang sedang terkena suspensi lebih dari satu hari Bursa adalah PT Asia Sejahtera Mina Tbk (AGAR) yang sudah dua kali terkena suspensi di bulan Juni. Suspensi pertama pada 6 Juni dan dibuka kembali pada 7 Juni 2024.

Saham AGAR kemudian disuspensi kembali mulai perdagangan 10 Juni 2024 hingga saat ini. Selain itu, ada saham PT Wahana Inti Makmur Tbk (NASI) yang terkena suspensi sejak 20 Juni 2024.

Baca Juga: DPR: Aturan FCA Perlu Dievaluasi

Jeffrey pun memberikan tanggapan terkait kriteria nomor 10 ini. "Saham yang disuspensi lebih dari satu hari akan dipindahkan ke papan pemantauan khusus saat suspensi-nya dibuka, bukan saat masih disuspensi," tegas Jeffrey.

Pengamat pasar modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy menyoroti bahwa secara umum penerapan aturan di papan pemantauan khusus kurang transparan. Sehingga wajar jika mengundang polemik, protes, bahkan dinilai tidak fair oleh banyak pihak.

Budi menyoroti kriteria nomor 10 dan 11 yang dinilai kurang jelas, sehingga bisa menimbulkan persepsi atau kekhawatiran tentang kesewenangan-wenangan regulator. Adapun, kriteria nomor 11 dalam papan pemantauan khusus adalah kondisi lain yang ditetapkan oleh Bursa setelah memperoleh persetujuan atau perintah dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Menurut Budi, adanya petisi yang menghimpun lebih dari 16.200 tanda tangan terkait penolakan FCA menandakan protes dan kekecewaan yang besar dari pelaku pasar. Founder Stocknow.id Hendra Wardana punya pandangan serupa, yang menekankan petisi tersebut semestinya menjadi pertimbangan evaluasi penting bagi BEI.

"Petisi ini menunjukkan ketidakpuasan yang signifikan dari para investor terhadap kebijakan FCA. BEI perlu menanggapi isu ini dengan serius untuk mempertahankan kepercayaan investor dan memastikan pasar tetap kondusif," kata Hendra.

Hendra mencontohkan terkait bid dan offer, yang mana ketiadaan informasi tersebut dinilai tidak menguntungkan bagi investor. Sebab investor tidak dapat melihat harga penawaran dan permintaan secara transparan.  

"Revisi terbaru yang dilakukan BEI memang mengubah kriteria masuk dan keluar dari FCA untuk mencerminkan kondisi pasar yang lebih baik, tapi transparansi mengenai proses dan kriteria ini masih perlu ditingkatkan," tegas Hendra.

 

Di sisi lain, Budi menilai boleh saja harga saham bisa bergerak sampai ke Rp 1, tidak dibatasi pada level Rp 50. Tapi idealnya bid-offer tetap terbuka. "Saham-saham yang kelompok gocap memang wajar kena papan pemantauan khusus atau FCA. Tetapi di luar kelompok itu berpotensi naik saat keluar dari FCA," ungkap Budi.

Sebagai informasi, terhitung sejak Jum'at (21/6) BEI sudah mengeluarkan enam saham dari papan pemantauan khusus. Mereka adalah PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Haloni Jane Tbk (HALO), PT Ladangbaja Murni Tbk (LABA), PT Maxindo Karya Anugerah Tbk (MAXI), PT Organon Pharma Indonesia Tbk (SCPI) dan PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ).

Setelah terbebas dari skema FCA, empat dari enam saham tersebut mengalami penguatan harga. LABA bahkan melaju ke level auto rejection atas dengan lonjakan 34,81% dan menjadi top gainers. Sementara BREN menguat sebanyak 7,69%.

Hendra menyoroti, dengan bobot yang jumbo, lepasnya BREN dari papan pemantauan khusus telah menambah katalis positif yang mendongkrak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), sehingga berpeluang melaju lagi ke level psikologis 7.000.

"Keluarnya BREN dari mekanisme FCA menunjukkan stabilisasi di pasar saham, dan memberikan sentimen positif bagi IHSG," tandas Hendra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×