kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penjualan properti baru 33% dari target


Senin, 25 Juli 2016 / 10:05 WIB
Penjualan properti baru 33% dari target


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Penjualan properti sepanjang semester I-2016 masih lesu. Ini tercermin dari rata-rata realisasi marketing sales atau pra penjualan enam emiten selama enam bulan pertama tahun ini yang hanya sekitar 33%.

Namun, sejumlah emiten masih optimistis bisa mencapai target. Optimisme ini seiring pelonggaran aturan pembiayaan properti dan kebijakan tax amnesty.

Jumlah marketing sales keenam emiten tersebut baru sekitar Rp 10,3 triliun atau 33% dari total target tahun ini, yakni Rp 31,36 triliun. Seluruh emiten mengalami perlambatan marketing sales dibandingkan periode yang sama tahun 2015.

PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) mengantongi marketing sales Rp 1,14 triliun atau 37% dari target tahun ini, yakni Rp 3,1 triliun. Ini  turun 42,8% dibandingkan perolehan marketing sales pada periode yang sama tahun lalu Rp 2 triliun.

Minator Basuki, Direktur Keuangan PWON, mengatakan, pihaknya belum merilis proyek baru pada semester pertama lalu. Ia berharap, kebijakan tax amnesty bisa menopang penjualan tahun ini seiring rencana PWON merilis tiga proyek baru.

Marketing sales PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) turun 26,7% dibandingkan dengan semester pertama tahun lalu. Meski melambat, pra penjualan BSDE masih tumbuh secara kuartalan. Marketing sales BSDE mencapai Rp 1,32 miliar pada kuartal kedua, naik 10% dari Rp 1,2 triliun pada kuartal pertama.

Adapun marketing sales

PT Ciputra Development Tbk (CTRA) yang mencapai Rp 3 triliun, turun 30,2% dibanding semester I tahun lalu sebesar Rp 4,3 triliun. Tulus Santoso, Direktur dan Sekretaris Perusahaan CTRA, mengatakan, rendahnya pencapaian ini lantaran perbankan baru menurunkan bunga kredit beberapa pekan sebelum Lebaran. "Di semester II baru akan terasa dampaknya," kata Tulus kepada KONTAN, Jumat (22/7).

CTRA berharap, potensi dana repatriasi bisa masuk ke bisnis properti, sehingga mendorong pertumbuhan bisnis sektor ini. Hanya saja, Tulus belum bisa memperkirakan besaran dampak kebijakan pengampunan pajak terhadap penjualan perseroan.

Penjualan PT Alam Sutera Tbk (ASRI) bahkan lebih tipis ketimbang emiten properti lain. ASRI baru mengantongi marketing sales Rp 966 miliar, setara 19,3% dari total target tahun ini, yakni Rp 5 triliun. Penjualan ini turun 16,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 1,16 triliun.

Tapi, manajemen ASRI optimistis, target tahun ini bisa tercapai. Vincent Sjahbana, Sekretaris Perusahaan ASRI mengatakan, pihaknya menyiapkan beberapa proyek baru yang akan diluncurkan di semester II. ASRI juga telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan  China Fortune Land Development Co Ltd  mengembangkan properti di Pasar Kemis, Tangerang yang berpotensi menopang penjualan.

Marketing sales PT Summarecon Agung Tbk (SMRA)  mencapai Rp 1,7 triliun melorot 37% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. PT PP Properti Tbk (PPRO) mengantongi pra penjualan sekitar Rp 1 triliun atau hampir sama dengan semester I tahun lalu.

Kevin Halim, Analis Mandiri Sekuritas, dalam risetnya mengungkapkan, rendahnya pencapaian pra penjualan di semester I karena beberapa emiten belum meluncurkan proyek baru. Ia memperkirakan, perusahaan properti tidak mampu melebihi target marketing sales 2016.

Kendati begitu, Kevin tetap merekomendasi overweight sektor properti karena program pengampunan pajak akan menghasilkan sentimen positif. "Kami khawatir angka yang kuat baru akan terlihat kuartal IV karena sebagian besar orang harus mengurus administrasi tax amnesty dulu," terang Kevin.

Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri, mengatakan, dampak penurunan BI rate belum besar karena penurunan bunga kredit perbankan baru dilakukan akhir-akhir ini. Perkiraan Hans, dampak penurunan suku bunga, pelonggaran aturan LTV dan aturan inden serta kebijakan tax amnesty akan mampu mendorong penjualan properti di semester kedua.

Senada, menurut Yogi Surya Perdana, Analis Pefindo, dampak tax amnesty untuk menopang penjualan properti  akan tergantung pada petunjuk pelaksanaan (juklak) aturan yang hingga saat ini belum keluar. "Kita masih menunggu itu," ujar Yogi.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×