Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
Adapun marketing sales
PT Ciputra Development Tbk (CTRA) yang mencapai Rp 3 triliun, turun 30,2% dibanding semester I tahun lalu sebesar Rp 4,3 triliun. Tulus Santoso, Direktur dan Sekretaris Perusahaan CTRA, mengatakan, rendahnya pencapaian ini lantaran perbankan baru menurunkan bunga kredit beberapa pekan sebelum Lebaran. "Di semester II baru akan terasa dampaknya," kata Tulus kepada KONTAN, Jumat (22/7).
CTRA berharap, potensi dana repatriasi bisa masuk ke bisnis properti, sehingga mendorong pertumbuhan bisnis sektor ini. Hanya saja, Tulus belum bisa memperkirakan besaran dampak kebijakan pengampunan pajak terhadap penjualan perseroan.
Penjualan PT Alam Sutera Tbk (ASRI) bahkan lebih tipis ketimbang emiten properti lain. ASRI baru mengantongi marketing sales Rp 966 miliar, setara 19,3% dari total target tahun ini, yakni Rp 5 triliun. Penjualan ini turun 16,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 1,16 triliun.
Tapi, manajemen ASRI optimistis, target tahun ini bisa tercapai. Vincent Sjahbana, Sekretaris Perusahaan ASRI mengatakan, pihaknya menyiapkan beberapa proyek baru yang akan diluncurkan di semester II. ASRI juga telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan China Fortune Land Development Co Ltd mengembangkan properti di Pasar Kemis, Tangerang yang berpotensi menopang penjualan.
Marketing sales PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mencapai Rp 1,7 triliun melorot 37% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. PT PP Properti Tbk (PPRO) mengantongi pra penjualan sekitar Rp 1 triliun atau hampir sama dengan semester I tahun lalu.
Kevin Halim, Analis Mandiri Sekuritas, dalam risetnya mengungkapkan, rendahnya pencapaian pra penjualan di semester I karena beberapa emiten belum meluncurkan proyek baru. Ia memperkirakan, perusahaan properti tidak mampu melebihi target marketing sales 2016.
Kendati begitu, Kevin tetap merekomendasi overweight sektor properti karena program pengampunan pajak akan menghasilkan sentimen positif. "Kami khawatir angka yang kuat baru akan terlihat kuartal IV karena sebagian besar orang harus mengurus administrasi tax amnesty dulu," terang Kevin.
Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri, mengatakan, dampak penurunan BI rate belum besar karena penurunan bunga kredit perbankan baru dilakukan akhir-akhir ini. Perkiraan Hans, dampak penurunan suku bunga, pelonggaran aturan LTV dan aturan inden serta kebijakan tax amnesty akan mampu mendorong penjualan properti di semester kedua.
Senada, menurut Yogi Surya Perdana, Analis Pefindo, dampak tax amnesty untuk menopang penjualan properti akan tergantung pada petunjuk pelaksanaan (juklak) aturan yang hingga saat ini belum keluar. "Kita masih menunggu itu," ujar Yogi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News