kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.609.000   -2.000   -0,12%
  • USD/IDR 16.175   0,00   0,00%
  • IDX 7.166   -66,59   -0,92%
  • KOMPAS100 1.055   -9,60   -0,90%
  • LQ45 831   -12,11   -1,44%
  • ISSI 214   0,13   0,06%
  • IDX30 427   -6,80   -1,57%
  • IDXHIDIV20 512   -6,51   -1,26%
  • IDX80 120   -1,15   -0,95%
  • IDXV30 123   -0,75   -0,60%
  • IDXQ30 140   -2,07   -1,45%

Penjualan Mobil Astra International Diramal Ngegas, Ini Rekomendasi Saham ASII


Senin, 27 Januari 2025 / 12:39 WIB
Penjualan Mobil Astra International Diramal Ngegas, Ini Rekomendasi Saham ASII
ILUSTRASI. Sejumlah pengunjung memadati venue pameran mobil dalam Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (25/2/2024). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.


Reporter: Rashif Usman | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja penjualan mobil PT Astra International Tbk (ASII) pada tahun 2025 diprediksi meningkat dibandingkan tahun lalu, seiring sentimen penundaan opsen pajak, penurunan suku bunga dan insentif mobil hybrid 3%. Tetapi tantangan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12% dapat menekan potensi margin. 

Head of Corporate Communications Astra International Boy Kelana Soebroto berharap pasar mobil pada tahun 2025 dapat lebih baik atau setidaknya sejajar dengan capaian tahun sebelumnya. 

Meski begitu, Astra terus mencermati berbagai faktor yang dapat memengaruhi penjualan otomotif, termasuk potensi pelemahan daya beli masyarakat.

"Kami akan terus fokus untuk memberikan berbagai produk dan layanan sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Indonesia," kata Boy kepada Kontan.co.id, Minggu (26/1).

Baca Juga: IHSG Hanya Naik Tipis Hingga Jumat (24/1), Saham JSPT, PANI, CBDK Jadi Penggerak

Pada tahun 2025, Astra menawarkan berbagai variasi produk, mulai dari mobil berbasis mesin pembakaran internal (ICE), hybrid, kendaraan listrik berbasis baterai (BEV), hingga segmen entry-level dan mobil mewah. Tidak hanya itu, Astra juga menyediakan pilihan kendaraan penumpang maupun komersial.

Selain inovasi produk, Astra terus meningkatkan kualitas layanan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. 

"Kami memiliki jaringan dan ekosistem yang luas yang mendukung penjualan otomotif kami, sehingga mampu memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan," tambah dia.

Tetapi Boy belum bisa memaparkan berapa target penjualan mobil di tahun 2025. Yang jelas, Astra berkomitmen untuk menjaga pangsa pasar di industri otomotif Indonesia. 

Baca Juga: Opsen Pajak Tetap Berlaku, Begini Nasib Saham Emiten Otomotif

Sebagai informasi, ASII mencatat penurunan penjualan mobil sebesar 13,86% di sepanjang tahun 2024. 

Pada tahun lalu, penjualan mobil ASII tercatat mencapai 482.964 unit. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2023 yang mencapai 560.717 unit.

Meski penjualan turun double digit, ASII berhasil mempertahankan pangsa pasar 56% untuk penjualan mobil nasional. 

Baca Juga: Opsen Pajak Tetap Berlaku, Saham Otomotif Tak Lagi Menderu?

Prospek ASII di 2025

Analis BRI Danareksa Sekuritas Richard Jerry menerangkan secara historis penurunan suku bunga memiliki korelasi terbalik dengan harga saham ASII. Artinya, penurunan suku bunga cenderung meningkatkan minat investor terhadap saham ini.

Di sisi lain, kebijakan subsidi pajak barang mewah (PPnBM) sebesar 3% untuk kendaraan hybrid serta penundaan implementasi pajak opsen diprediksi akan menjadi pendorong utama penjualan mobil di 2025. 

Sebagai contoh, jika opsen pajak diberlakukan, biaya kepemilikan mobil baru dapat meningkat hingga 7%-8% di sejumlah daerah di Jawa, yang berpotensi menekan permintaan kendaraan.

Baca Juga: Menilik Prospek Kinerja Emiten Berdividen Tinggi di Tahun 2025

Tantangan Margin

Meskipun volume penjualan diperkirakan akan terus membaik, potensi perbaikan margin akan menghadapi tantangan. Pemerintah telah mengumumkan rencana kenaikan PPN menjadi 12% untuk penjualan kendaraan roda empat, yang akan berlaku mulai Februari 2025. 

Kenaikan PPN tersebut diperkirakan akan berdampak pada harga mobil Toyota, dengan estimasi kenaikan harga sebesar Rp 3 juta hingga Rp 22 juta tergantung pada model. Contohnya, harga Toyota Avanza kemungkinan meningkat sekitar Rp 3 juta atau setara dengan kenaikan 1,2%.

"Kami memproyeksikan bahwa ASII akan menghadapi tantangan dalam menaikkan harga lebih tinggi dari dampak langsung kenaikan PPN, mengingat lambatnya pemulihan daya beli masyarakat," kata Richard dalam risetnya Rabu (22/1) lalu.

Akibatnya, meskipun volume penjualan terus tumbuh, kenaikan margin operasi otomotif (OPM) diperkirakan hanya akan mencapai 1,6% (+30 bps yoy) pada tahun 2025, yang masih lebih rendah dibandingkan level pada tahun 2022-2023. 

Selain itu, sejak Juli 2024, peningkatan stok Toyota di tingkat ritel turut menjadi tantangan bagi margin keuntungan perusahaan.

Baca Juga: Saham Valuasi Mahal Laris Manis di Pasar Saham Indonesia, Sinyal Baik atau Buruk?

Rekomendasi Saham

Richard merekomendasikan buy saham ASII dengan target harga berbasis sum-of-the-parts (SOTP) sebesar Rp 5.900 per saham. 

Target ini mencerminkan price-to-earnings ratio (PER) di tahun 2025 sebesar 7,3x. Saat ini, saham ASII diperdagangkan dengan P/E 5,8x, atau berada pada -1 standar deviasi dari rata-rata lima tahun terakhir. 

Namun, terdapat beberapa risiko yang perlu diwaspadai. Pertama, percepatan transisi kendaraan listrik (EV) yang lebih cepat dari perkiraan, ditambah dengan minimnya portofolio kendaraan listrik ASII saat ini.

Kedua, siklus suku bunga yang tetap tinggi lebih lama dari ekspektasi, atau kemungkinan terjadinya pembalikan arah suku bunga.

Selanjutnya: Kim Yeon-kyung vs Megawati: Dua Pertemuan yang akan Mengguncang Liga Voli Korea

Menarik Dibaca: Rayakan Hari Imlek, Subway Indonesia Kenalkan Menu Thai Shrimp

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×