Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Ruisa Khoiriyah
JAKARTA. Situasi pasar yang cenderung lesu darah membuat sebagian emiten pesimistis, termasuk PT Polychem Indonesia Tbk (ADMG).
ADMG memperkirakan capaian laba bersih tahun ini anjlok menjadi di bawah Rp 30 miliar. Angka itu setara dengan penurunan 90% dibandingkan laba bersih tahun lalu sebesar Rp 288,96 miliar.
Richard I. Tursadi, Management Accounting, Budget and Control Manager ADMG, menuturkan, anjloknya laba banyak tersengat penurunan penjualan perseroan. Tahun ini penjualan diperkirakan tak mampu mencapai Rp 4 triliun. Padahal, tahun lalu ADMG mampu membukukan Rp 4,86 triliun.
"Target penjualan hingga akhir tahun ini Rp 4 triliun masih perlu dihitung ulang, mungkin lebih rendah lagi," katanya, kemarin (26/6).
Tahun lalu, kinerja produsen polyster, benang nilon, ethylene gycol dan petrokimia ini moncer terangkat kenaikan harga kapas dunia hingga US$ 200 per ton. Akibatnya, tahun lalu banyak konsumen beralih dari kapas ke polyster. "Tahun ini harga kapas turun sehingga konsumen kembali lagi menggunakan kapas," ujar dia.
Kuartal I-2012 lalu, penjualan ADMG juga turun 4,6% menjadi Rp 1,24 triliun. Laba bersih anjlok hingga 68,6% menjadi Rp 62,36 miliar. Fluktuasi harga minyak juga mempengaruhi ADMG.
"Beberapa produk kami memakai minyak bumi, jadi semester I ini pendapatan ADMG tidak terlalu tinggi akibat harga minyak beberapa bulan lalu masih tinggi," jelas Richard.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News