Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri semen kembali bangkit seiring pemulihan ekonomi. Mirae Asset Sekuritas menyematkan peringkat overweight untuk saham sektor semen yang didukung oleh potensi meningkatnya penjualan di semester kedua 2023.
Analis Mirae Asset Sekuritas Emma A. Fauni memaparkan, volume penjualan semen nasional pulih pada Mei 2023. Volume penjualan semen domestik secara kumulatif telah membaik dengan penurunan sekitar 5,8% year on year (YoY) per Mei 2023, dibandingkan penurunan sebesar 11,9% YoY per April 2023.
Pemulihan tersebut dapat dikaitkan dengan penjualan semen nasional yang kuat di bulan Mei sebesar 4,9 juta ton, naik 24,9% YoY dan tumbuh 63,4% Month on Month (MoM). Angka tersebut membawa penjualan semen secara kumulatif di lima bulan tahun 2023 sebesar 22.1 juta ton atau masih lebih rendah 5,8% yoy.
Pada bulan Mei 2023, pertumbuhan penjualan semen curah terus menguat sebesar 41,2% YoY, sementara penjualan kantong tumbuh sebesar 20% YoY.
Secara kumulatif, penjualan semen curah selama periode Januari-Mei 2023 tumbuh sebesar 3,1% YoY, sedangkan penjualan semen kantong tetap negatif dengan penurunan 8,7% YoY karena permintaan properti yang masih lemah.
Baca Juga: Bursa Asia Ikut Berseri Kamis (13/7) Pagi, Setelah Tingkat Inflasi AS Melambat
Emma melihat, pertumbuhan penjualan kali ini cukup merata di Jawa dan Luar Jawa yang tumbuh masing-masing sebesar 24,9% YoY dan 24,8% YoY pada bulan Mei 2023.
Pertumbuhan di Jawa terutama disumbang oleh Jawa Barat dan Jawa Timur karena diuntungkan kebijakan zero ODOL atau pelarangan truk pengangkut baik di jalan tol maupun jalan utama non tol, serta percepatan pembangunan kegiatan mudik setelah libur lebaran.
“Di sisi lain, Sumatera dan Kalimantan adalah yang utama penyumbang pertumbuhan di daerah luar Jawa,” ungkap Emma dalam riset 27 Juni 2023.
Secara industri, Emma melihat persaingan antara nama besar seperti PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) terus berlanjut. Kedua emiten semen tersebut sama-sama menunjukkan pemulihan.
Selama periode Januari - Mei 2023, INTP mempertahankan capaian positif yang tercermin dari volume penjualan semen domestik sebesar 6,1 juta ton atau tumbuh 5,7% YoY.
Capaian itu disaat terjadinya penurunan volume penjualan nasional dan SMGR juga terpantau turun, masing-masing sebesar 5,8% yoy dan 6,1% yoy dalam periode yang sama.
Menurut Emma, kinerja operasional INTP yang lebih baik ini terutama disebabkan oleh tangguhnya penjualan Luar Jawa yang berhasil tumbuh sebesar 39,7% YoY, dibandingkan penjualan daerah Jawa terpantau lebih rendah 7,4% YoY dalam lima bulan pertama tahun ini.
Alhasil, INTP mampu meraih peningkatan pangsa pasar lebih lanjut di luar Jawa hingga 20,9% pada Januari – Mei 2023, dibandingkan 14,4% pada periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Rekomendasi Beli Saham dari InvestasiKu, Kamis (13/7): EMTK, AMRT, MDLN, GOTO, DMMX
Di sisi yang berbeda, SMGR terus mengalami pemulihan yang kuat dalam volume penjualan domestik. Pada Mei 2023, penjualan semen domestik SMGR tercatat sebesar 2,6 juta ton atau mengalami kenaikan sebesar 30,2% YoY dan 71,7% MoM.
Capaian tersebut memangkas penurunan volume penjualan SMGR menjadi sebesar 3,7% yoy hingga Mei 2023, dibandingkan penjualan yang turun sebesar 10,4% yoy hingga April 2023.
Sementara itu, volume penjualan ekspor yang kini menyumbang lebih dari 15% terhadap total volume penjualan grup terus mengalami pertumbuhan yang kuat sebesar 29,5% YoY dalam lima bulan di tahun 2023.
Namun, pangsa pasar masih sedikit lebih rendah menjadi 51,8% hingga Mei 2023, dibandingkan 51,9% di lima bulan pertama tahun 2022.
Prospek Penjualan Semen Semester II
Emma mengantisipasi akan terjadi sedikit penurunan volume penjualan secara nasional di bulan Juni karena perpanjangan liburan Idul Adha. Libur tersebut mengakibatkan larangan selama enam hari truk angkutan beroperasi di jalan tol dan non tol di Jakarta dan Jawa Barat, sehingga mempengaruhi penjualan.
Namun, volume penjualan semen berpotensi lebih kuat di paruh kedua tahun ini salah satunya karena faktor libur yang lebih sedikit. Hari libur di semester kedua yakni sebanyak 5 hari, dibandingkan 16 hari libur di semester pertama 2023.
Baca Juga: Kinerja Emiten Konstruksi BUMN Masih Akan Tertekan di Semester Dua
Faktor lainnya juga akan mendukung naiknya penjualan seperti cuaca kering dalam beberapa bulan mendatang, sehingga akan mempercepat infrastruktur dan komersial proyek konstruksi termasuk pembangunan IKN.
Selain itu, perlu diperhatikan bahwa semen adalah salah satu sektor yang bakal meningkat saat terjadi normalisasi harga komoditas energi. Penjualan juga akan didukung adanya potensi peningkatan belanja publik menjelang pemilihan umum (pemilu) 2024.
Selanjutnya, jika ekonomi makro domestik dan global tetap kondusif, maka volume penjualan semen yang lebih tinggi kemungkinan akan terjadi selama 1-2 tahun mendatang. Dengan catatan, Indonesia mampu untuk memasuki siklus pemotongan suku bunga, sehingga pertumbuhan permintaan properti kembali menarik.
Mirae Asset Sekuritas melihat bahwa Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan suku bunga apabila inflasi bisa terkendali, meskipun sikap The Fed saat ini masih hawkish. Dalam jangka panjang, BI diperkirakan bakal melonggarkan kebijakan moneternya mulai 6-9 bulan ke depan.
Emma menyematkan peringkat overweight untuk sektor semen. Penjualan semen tahun ini diperkirakan masih akan tumbuh dalam kisaran datar hingga rendah satu digit, dimana semen curah akan menyumbang sebagian besar pertumbuhan tersebut.
Baca Juga: Menguat 3 Hari, Prediksi IHSG Hari Ini (13/7) Masih Naik, Cek Saham untuk Dibeli
Mirae Asset Sekuritas memandang positif terhadap kedua perusahaan, tetapi INTP menjadi pilihan utama karena katalis pertumbuhan dianggap berpotensi lebih tinggi dibandingkan SMGR.
Pandangan itu karena menilai pengadaan INTP terkait harga batubara DMO lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya dan kinerja operasional yang lebih baik.
Emma merekomendasikan Beli untuk INTP pada target harga sebesar Rp 14.000 per saham. Sedangkan, saham SMGR disarankan Beli pada target harga sebesar Rp 8.700 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News