kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penerbitan MTN marak di awal tahun 2019


Rabu, 13 Februari 2019 / 21:54 WIB
Penerbitan MTN marak di awal tahun 2019


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan surat utang jangka menengah alias medium term notes (MTN) di awal tahun 2019 bertumbuh cukup marak.

Berdasarkan data Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) jumlah penerbitan MTN hingga akhir Januari 2019 mencapai Rp 1,90 triliun. Jumlah tersebut lebih besar dari penerbitan MTN di periode yang sama di tahun lalu yang sebesar Rp 1,79 triliun.

Sementara dibandingkan dengan jumlah penerbitan pada Desember 2018 yang sebesar Rp 1,19 triliun, juga masih lebih besar Rp 71 miliar. Sekadar informasi jumlah penerbitan MTN sepanjang tahun lalu mencapai Rp 27,29 triliun.

Ifan Mohamad Ihsan, analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) menilai jumlah penerbitan MTN di awal tahun ini memang tumbuh sangat baik. Ifan mengamati terdapat dua faktor yang membuat penerbitan MTN marak.

Pertama, para emiten mencoba mencari momentum dari bullishnya pasar dalam negeri. "Sehingga mereka dapat menerbitkan MTN dengan kupon yang relatif rendah," kata Ifan, Rabu (13/2).

Kedua, di sisi lain, minat investor diproyeksikan masih akan ada mengingat di awal tahun ini sentimen di pasar dalam negeri sangat positif, serta yield yang ditawarkan masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan awal tahun lalu.

Senada, Ekonom Pefindo Fikri C. Permana mengatakan di awal tahun ini para emiten memanfaatkan posisi yield yang stabil di awal tahun ini untuk menerbitkan MTN. "Penerbit MTN menganggap posisi yield saat ini cenderung lebih rendah jadi sebelum cost of fund berbalik tinggi mending luncurkan MTN sekarang," kata Fikri.

Namun, Fikri melihat penerbitan MTN di awal tahun ini belum signifikan bertumbuh seperti penerbitan MTN di Maret tahun lalu yang bisa mencapai sekitar Rp 6,1 triliun. "Jadi bulan Januari belum menjadi nilai tertingginya," kata Fikri.

Prospek pertumbuhan MTN, Fikri katakan lebih dipengaruhi oleh kondisi domesik yang menggerakkan yield serta minat investor dalam negeri.

Fikri melihat, pertumbuhan penerbitan MTN di tahun ini akan cukup berat, setelah Otoritas Jasa Keuangan melarang MTN dijadikan sebagai underlying asset untuk reksadana terproteksi.

Senada, Ifan juga melihat peraturan OJK tersebut pastinya akan sedikit menghambat pertumbuhan MTN, mengingat reksadana tadinya masih menjadi salah satu pemegang terbesar di pasar MTN.

Namun, karena sifat MTN yang lebih sederhana dibandingkan obligasi, emiten masih akan menjadikan MTN sebagai alternatif pendanaan yang menarik dibanding perbankan.

Penerbitan MTN pun diproyeksikan masih akan bertumbuh dari posisinya saat ini. Fikri mengaca pada siklus lima tahun terakhir, penerbitan MTN selalu besar di akhir kuartal I dan pertengahan kuartal II.

Namun, yang tentunya menjadi tantangan pasar MTN saat ini adalah di permintaan investor. "Demand berpotensi tertahan dengan sikap OJK yang lebih berhati-hati pada pasar MTN," kata Fikri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×