Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mengumumkan kinerja keuangan untuk kuartal kedua yang berakhir pada 30 Juni 2021. Di mana, Total Processing Value (TPV) perusahaan selama kuartal II-2021 tumbuh 56% menjadi Rp 29,4 triliun.
Dengan hasil itu membuat TPV Bukalapak melesat 54% di semester I-2021 dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Alhasil, TPV Bukalapak sepanjang enam bulan pertama 2021 mencapai 56,7 triliun.
Pertumbuhan TPV Bukalapak didukung oleh kenaikan jumlah transaksi sebesar 15% dan kenaikan sebesar 34% pada Average Transaction Value (ATV) sepanjang semester I-2020 sampai dengan semester I-2021.
Sebanyak 75% TPV Bukalapak selama semester I-2021 berasal dari luar daerah Tier 1 di Indonesia, atau di daerah di mana penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi warung-warung kecil ritel terus menunjukan pertumbuhan yang kuat.
Mitra Bukalapak adalah penggerak utama pertumbuhan perusahaan, di mana TPV Mitra pada kuartal II-2021 dan semester I-2021 masing-masing melesat 237% menjadi Rp 14,2 triliun dan 227% menjadi Rp 23,9 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Harga saham Bukalapak (BUKA) naik 3 hari beruntun
Kontribusi mitra terhadap TPV Bukalapak meningkat dari 22% pada kuartal II-2020 menjadi 48% pada kuartal II-2021. ATV mitra pada kuartal I-2021 meningkat sebesar 98% dibandingkan kuartal yang sama tahun 2020. Hal ini ditopang oleh kenaikan pada jumlah produk dan jasa yang ditawarkan oleh Bukalapak kepada para Mitra.
“Pada akhir Juni 2021, jumlah mitra yang telah terdaftar mencapai 8,7 juta, naik dari 6,9 juta pada akhir Desember 2020,” tulis Manajemen Bukalapak dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Selasa (31/8) malam.
Alhasil, pendapatan Bukalapak pada kuartal II-2021 tumbuh sebesar 37% dari tahun sebelumnya, menjadi Rp 440 miliar. Sementara itu, pendapatan BUKA di semester I-2021 naiik 35% menjadi Rp 864 miliar.
Dibandingkan periode yang sama tahun 2020, pendapatan mitra Bukalapak pada kuartal II-2021 tumbuh 292% menjadi Rp 145 miliar, sementara pendapatan pada semester I-2021 untuk mitra Bukalapak naik sebesar 350% menjadi Rp 290 miliar. \
Adapun kontribusi mitra Bukalapak terhadap pendapatan perusahaan meningkat dari 12% pada kuartal II-2020 menjadi 33% pada kuartal II-2021.
Bukalapak terus memfokuskan strateginya untuk mencapai pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan yang diiringi dengan pengelolaan yang baik terhadap biaya operasional.
Biaya operasional pada kuartal II-2021 turun sebesar 9% (yoy), sementara biaya operasional pada semester I-2021 turun 5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Rasio biaya operasional terhadap TPV berkurang dari 4,8% pada kuartal II-2020 menjadi 2,8% pada kuartal II-2021.
Sejalan dengan hal ini, rasio biaya operasional pada semester I-2021 terhadap TPV tercatat 2,7%, turun dibanding 4,4% pada periode yang sama tahun lalu.
Margin kontribusi mitra Bukalapak setelah beban penjualan dan pemasaran naik dari -1,0% terhadap TPV pada tahun 2020 menjadi -0,5% terhadap TPV pada semester I-2021. Sejalan dengan hal ini, rasio kerugian operasional mitra terhadap TPV membaik dari 1,2% pada tahun 2020 menjadi 0,6% pada semester I-2021.
Margin kontribusi marketplace setelah beban penjualan dan pemasaran meningkat dari -0,1% terhadap TPV pada tahun 2020 menjadi -0,08% dari TPV pada semester I-2021 dengan rasio kerugian operasional terhadap TPV yang membaik dari 2,5% pada tahun 2020 menjadi 1,9% pada semester I-2021.
Bukalapak juga terus berhasil menekan kerugian Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA)-nya. Kerugian EBITDA pada kuartal II-2021 yang tercatat sebesar Rp 407 miliar mencerminkan adanya perbaikan sebesar 31% dibandingkan pada kuartal II-2020.
Baca Juga: Setelah Bukalapak, giliran Blibli.com juga akan IPO tahun depan
Kerugian EBITDA pada semester I-2021 juga membaik sebesar 27% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Rasio kerugian EBITDA terhadap TPV membaik dari 3,1% pada kuartal II-2020 menjadi 1,4% pada kuartal II-2021, sementara rasio kerugian EBITDA pada semester I-2021 terhadap TPV juga membaik menjadi 1,2% dibandingkan dengan 2,6% pada periode yang sama tahun lalu.
Bukalapak pun mampu menekan kerugian operasionalnya sebesar 24,9% menjadi Rp 776 miliar pada semester I-2021 dari sebelumnya Rp 1,03 triliun pada semester I-2020.
“Pada semester I-2021, Bukalapak berhasil mengurangi kerugian bersihnya sebesar 25,7% menjadi Rp 763 miliar dari Rp 1,03 triliun pada semester I-2020,” ungkap Manajemen Bukalapak.
Di samping peningkatan efisiensi yang diiringi dengan angka pertumbuhan yang kuat, Bukalapak juga memiliki posisi modal yang kuat dengan posisi kas perusahaan sebesar Rp 2,7 triliun pada akhir Juni 2021. Hal ini sebelum memperhitungkan hasil dari penawaran umum perdana saham Bukalapak sebesar Rp 21,3 triliun pada Agustus 2021.
Selanjutnya: Saham big cap: IHSG naik tipis, EMTK naik 3 hari, TPIA, ARTO, CPIN turun terdalam
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News