Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Kabelindo Murni Tbk (KBLM) mengalami penurunan sepanjang semester I-2020. KBLM membukukan pendapatan bersih Rp 441,19 miliar atau turun 13,4% dari pendapatan bersih periode yang sama tahun sebelumnya, yang senilai Rp 509,53 miliar.
Beban pokok penjualan KBLM menurun 12,7% secara year-on-year menjadi Rp 407 miliar. Namun, beban usaha terpantau naik 13,8% menjadi Rp 30,36 miliar.
Baca Juga: Kementerian ESDM dan PLN resmikan sejumlah proyek kelistrikan
Alhasil, bottomline emiten kabel ini juga mengalami penurunan. KBLM mencatatkan laba bersih periode berjalan senilai Rp 2,61 miliar. Realisasi ini merosot 78,4% secara year-on-year (yoy) bila dibandingkan dengan capaian laba bersih KBLM di semester I-2019 yang mencapai Rp 12,15 miliar.
Laba bersih per saham KBLM juga turun menjadi Rp 2 dari sebelumnya Rp 11 per saham.
Kepada Kontan.co.id, Petrus Nugroho, Direktur Independen Kabelindo Murni mengatakan, turunnya kinerja keuangan KBLM merupakan dampak dari pandemi Corona (Covid-19). “Penurunan kinerja akibat pasar lesu oleh pandemi,” ujar Petrus, Jumat (7/8).
Baca Juga: Terdampak Covid-19, Kabelindo Murni (KBLM) perkuat penjualan ke swasta
Terbukti, sejumlah penjualan KBLM, baik kepada pihak swasta maupun kepada Perusahaan Listrik Negara (PLN) terpantau menyusut. Penjualan terhadap PT Cakra Lima misalnya, turun 20,8% dari sebelumnya Rp 195,33 miliar menjadi Rp 154,57 miliar. Penjualan terhadap PLN juga turun 37,1% dari sebelumnya Rp 87,08 miliar menjadi Rp 54,73 miliar.
Hanya saja, di semester I-2020 KBLM mencatatkan penjualan kepada PT Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk (SCCO) senilai Rp 46,45 miliar atau setara 10,75% dari total pendapatan KBLM.
Petrus mengatakan, pendapatan tersebut merupakan hasil dari pembelian material dan sedikit kabel dengan tipe khusus. “Antara pabrikan kadang-kadang seperti itu. Bukan pelanggan baru,” sambung Petrus.
Meski demikian, Petrus tetap optimis KBLM mampu membukukan pendapatan Rp 1,2 triliun hingga akhir tahun ini. Sebab, Petrus mengaku, capaian KBLM di semester I- 2020 dan semester I- 2019 tidak terlalu jauh berbeda dibanding mayoritas pabrikan kabel lainya.
Baca Juga: Proyek listrik 35.000 MW berpotensi molor, bagaimana prospek saham emiten kabel?
Asal tahu, KBLM telah merampungkan penambahan kapasitas produksi kabel low voltage (tegangan rendah) dari semula 650 ton menjadi 800 ton per bulan. Produksi ini berasal dari dana belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp 20 miliar yang merupakan ‘lungsuran’ dari capex tahun lalu.
Ke depan, KBLM akan memperkuat penjualan ke sektor swasta dan juga memperkuat penjualan ke proyek-proyek di luar PLN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News