Reporter: Yuliana Hema | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja top line sejumlah emiten menara telekomunikasi berangsur-angsur mulai kembali pulih. Namun laba bersih beberapa emiten masih mengalami tekanan akibat bengkaknya biaya-biaya.
Misalnya, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) yang mencetak pendapatan senilai Rp 4,95 triliun per September 2023. Ini naik 0,62% secara tahunan atawa year on year (YoY) dari Rp 4,92 triliun.
Namun kinerja keuangan TBIG masih dibebani oleh beberapa beban. Per 30 September 2023, TBIG mencatatkan rugi selisih kurs senilai Rp 6,6 miliar. Pos beban kerugian kredit ekspetasian aset keuangan mencapai Rp 26,6 miliar. Pos beban keuangan pinjaman dan surat utang mencapai Rp 12,5 triliun.
Kemudian pos beban keuangan lainnya naik dari Rp 100,27 miliar menjadi Rp 185,44 miliar. Terakhir pos beban lainnya naik dari Rp 29,08 miliar menjadi Rp 50,48 miliar.
Baca Juga: Analis Kompak Rekomendasikan Beli Saham EXCL, Simak Ulasannya
Alhasil, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk TBIG turun 8,54% secara tahunan menjadi Rp 1,11 triliun dari Rp 1,22 triliun per kuartal III-2022.
Direktur Tower Bersama Infrastructure Helmy Yusman Santoso bilang memang penambahan sewa bersih TBIG salah satunya disebabkan oleh rekonfigurasi Indosat Ooredoo Hutchinson.
"Ke depannya, kami terus memperkuat dan mendiversifikasi sumber pendanaan utang perusahaan," kata dia, Selasa (28/11).
Nasib serupa juga dialami oleh PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR). Pendapatan TOWR tumbuh 7,55% YoY menjadi Rp 8,71 triliun per September 2023 dari Rp 8,10 triliun. Namun laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk TOWR turun 5,20% secara tahunan dari Rp 2,55 triliun menjadi Rp 2,41 triliun.
Tekanan itu berasal membengkaknya beban pokok pendapatan TOWR. Dalam periode Januari–September 2023, pos beban ini naik 12,91% YoY menjadi Rp 2,46 triliun.
Di sisi lain, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) alias Mitratel masih mampu mempertahankan pertumbuhan kinerjanya. Laba tahun berjalan Mitratel naik 16,59% YoY menjadi Rp 1,43 triliun per September 2023. Pada periode yang sama di 2023, laba bersih MTEL sebesar Rp 1,22 triliun.
Capain itu sejalan dengan pertumbuhan pendapatan Mitratel sebesar 11,88% secara tahunan menjadi Rp 6,27 triliun per kuartal III-2023 dari Rp 5,06 triliun.
Baca Juga: United Tractors (UNTR) Fokus Diversifikasi Bisnis, Simak Rekomendasi Sahamnya
Rekomendasi Saham
Head of Research Mirae Asset Sekuritas Robertus Hardy menyampaikan diantara ketiga emiten itu, kinerja Mitratel yang masih berpotensi terus bertumbuh karena beberapa hal.
Pertama, MTEL punya pelanggan utama yang kuat yaitu PT Telekomunikasi Selular alias Telkomsel dan tidak memiliki bisa atau berencana untuk mengakuisisi menara di luar Grup Telkom.