Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan sepanjang tahun 2015 kendati tantangan tantangan ekonomi tahun lalu cukup berat. Pertumbuhan pendapatan perseroan didukung oleh peningkatan recurring income hingga 18,2%.
Mengutip laporan keuangan yang dirilis APLN, Jumat (1/4), perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 5,97 triliun, tumbuh 12,8% dari Rp 5,29 triliun pada tahun 2014. Bagian laba perseroan dari entitas asosiasi juga naik 23,5% dari Rp 89 miliar jadi Rp 110 miliar dan penghasilan bunga juga naik dari Rp 220 miliar menjadi Rp 267 miliar.
Hanya saja, laba bersih APLN tergerus 5% menjadi Rp 808,9 miliar karena meningkatnya laba bersih yang harus diatribusikan untuk kepentingan non pengendali sebesar 138% menjadi Rp 307,8 miliar.
Pertumbuhan pendapatan APLN didukung oleh kenaikan pendapatan berulang sebesar 18,2% dari Rp 1,37 miliar menjadi Rp 1,62 miliar. Ini terdiri dari pendapatan sewa sebesar Rp 888,9 miliar yang tumbuh 11,8% yoy, pendapatan hotel naik dari Rp 534 miliar menjadi Rp 658 miliar dan lain-lain naik dari Rp 46 miliar menjadi Rp 76 miliar.
Sedangkan pendapatan penjualan berasal dari apartemen turun 23% menjadi Rp 1,28 triliun, penjualan rumah tinggal naik 19,7% dari Rp 799 miliar menjadi Rp 957 miliar, penjualan kios naik 144% menjadi Rp 682 miliar.
Lalu penjualan rumah kantor turun 15,6% menjadi Rp 540 miliar, perkantoran naik 134% dari Rp 131 miliar menjadi Rp 307 miliar, penjualan rumah toko turun 45% menjadi Rp 210 miliar dan penjualan ballroom tercatat sebesar Rp 223 miliar serta penjualan tanah Rp 142 miliar sedangkan tahun sebelumnya tercatat nihil.
Total aset APLN per akhir 2015 tercatat sebesar Rp 24,5 triliun, naik 3,6% dari Rp 23,6 triliun pada periode tahun sebelumnya. Jumlah utangnya naik 1,5% dari Rp 15,2 triliun menjadi Rp 15,4 triliun dan ekuitasnya naik 7,6% dari Rp 8,4 triliun menjadi Rp 9 triliun. Kas dan setara kas APLN per akhir tahun lalu tercatat sebesar Rp 2,89 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
