Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor lebih berhati-hati dalam lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau lelang sukuk pada Selasa (4/7). Angka penawaran masuk lelang sukuk kali ini lebih rendah dibandingkan lelang sebelumnya.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mengumumkan, total penawaran yang masuk pada lelang sukuk kali ini sebesar Rp 34,05 triliun. Dari total penawaran masuk, pemerintah memenangkan penawaran lelang sebesar Rp 6 triliun.
Total penawaran masuk pada lelang sukuk tanggal 4 Juli 2023 lebih rendah apabila dibandingkan angka penawaran pada lelang sukuk dua pekan lalu yang sebesar Rp 41,38 triliun. Nominal lelang yang dimenangkan juga lebih rendah dibandingkan dua pekan lalu yang berjumlah Rp 7 triliun.
Presiden dan CEO PT Pinnacle Persada Investama Guntur Putra menilai, permintaan lelang sukuk masih cukup atraktif, walaupun sedikit lebih rendah dari lelang dua pekan sebelumnya. Jumlah penawaran masuk tersebut bisa disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya perubahan dalam kondisi pasar keuangan atau sentimen investor.
Jika terjadi ketidakpastian ekonomi atau pasar yang kurang stabil, investor mungkin menjadi lebih hati-hati dalam melakukan penawaran pada lelang. Selain itu, pertimbangan investor pada lelang kali ini juga bisa dipengaruhi oleh tingkat suku bunga yang berlaku dan ekspektasi terhadap pergerakan suku bunga di masa mendatang.
“Jadi aspek pertimbangan dari investor cukup bervariasi,” jelas Guntur kepada Kontan.co.id, Rabu (5/7).
Baca Juga: Investor Cenderung Wait and See pada Lelang Sukuk, Selasa (4/7)
Menurut Guntur, investor saat ini lebih mengincar surat utang dengan tenor-tenor jangka menengah karena memiliki risiko yang relatif lebih rendah dibandingkan tenor yang lebih pendek atau lebih panjang. Di samping itu, investor memburu seri tertentu karena surat utang tersebut memiliki karakteristik menarik.
Dari keenam seri SBSN yang ditawarkan, PBSG001 dan PBS036 merupakan seri yang paling banyak diburu dengan total penawaran masuk tertinggi. Sementara, nominal yang paling banyak dimenangkan oleh pemerintah jatuh pada seri PBS036.
Guntur mengatakan, surat utang tenor menengah dapat memberikan keseimbangan antara tingkat imbal hasil yang wajar dan tingkat risiko yang masih dapat diterima oleh investor. Selain itu, seri-surat utang tersebut kemungkinan juga menawarkan profil risiko yang sesuai dengan preferensi investor dan memiliki tingkat likuiditas yang memadai.
Adapun pergerakan yield pada lelang sukuk kali ini cukup bervariasi, jika dibandingkan dengan lelang sebelumnya. Namun, pergerakan yield masih dalam range yang relatif wajar dan rentan masih dibawah 10 bps.
Guntur menjelaskan, jika yield bergerak turun dibandingkan lelang SBSN dua pekan lalu, hal ini bisa mengindikasikan bahwa tingkat suku bunga yang diterima oleh pemenang lelang kali ini lebih rendah. Penurunan yield tersebut bisa disebabkan oleh faktor-faktor seperti penurunan suku bunga acuan atau meningkatnya minat investor terhadap instrumen keuangan berbasis SBSN.
Sebaliknya, jika yield justru bergerak naik, hal ini bisa mengindikasikan bahwa tingkat suku bunga yang diminta oleh pemenang lelang kali ini lebih tinggi, mungkin karena adanya perubahan dalam sentimen pasar atau ekspektasi terhadap inflasi di masa mendatang.
“Penting untuk mengikuti perkembangan pasar dan kondisi ekonomi secara lebih luas untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan yield pada lelang sukuk,” ujar Guntur.
Baca Juga: Penawaran Masuk Rp 34 Triliun di Lelang Sukuk, Investor Lokal Mendominasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News