Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah kembali menggelar lelang Surat Berharga Negara Syariah (SBSN) atau sukuk negara pada Selasa (23/5). Minat investor pada lelang sukuk diprediksi sedikit alami penurunan.
Head of Business Development Division HPAM Reza Fahmi melihat, kondisi market pada saat ini yang tercermin dari volume transaksi mengalami penurunan.
Hal itu tidak terlepas dari kondisi pasar yang terjadi di Amerika Serikat (AS). Bursa saham AS atau Wall Street terpantau naik tipis, sementara imbal hasil treasury lebih rendah.
Reza mengatakan, investor untuk sementara waktu diperkirakan akan lebih berhati-hati terhadap obligasi sambil melihat respon keputusan The Fed. Pasar fokus pada isu utama yakni kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi dan krisis perbankan yang telah mengguncang Wall Street.
"Kami melihat penawaran yang masuk pada lelang sukuk nanti akan lebih kecil daripada lelang sebelumnya," ungkap Reza kepada Kontan.co.id, Senin (22/5).
Baca Juga: Pemerintah Pasang Target Indikatif Rp 9 Triliun pada Lelang Sukuk, Selasa (23/5)
Sebagai informasi, total penawaran masuk pada lelang sukuk dua pekan lalu mencapai Rp 40.72 triliun. Dari total penawaran tersebut, pemerintah menyerap sesuai target indikatif atau senilai Rp 9 triliun.
Reza mencermati pada lelang sukuk 23 Mei 2023, mulai terjadi pergeseran dari yang awalnya investor mengincar tenor pendek-menengah menjadi menengah-panjang.
Sebab, para pengelola dana kini harus mengoptimalkan returnnya seiring dengan potensi kenaikan harga obligasi yang masih mungkin terjadi.
Henan Putihrai memperkirakan minat lelang terbesar akan mengincar pada seri PBS0037, PBS0034, dan PBS033. Lelang diproyeksikan masih akan didominasi oleh investor-investor domestik.
Menurut Reza, berlanjutnya tren kenaikan yield US Treasury diperkirakan dapat membuka peluang kenaikan yield di pasar surat utang Indonesia dalam waktu dekat.
Baca Juga: Lelang Sukuk Didukung Penguatan Rupiah, Penawaran Masuk Capai Rp 24,77 Triliun
Penurunan yield yang terjadi dalam dua hari perdagangan terakhir diperkirakan juga dapat membuka kemungkinan adanya aksi ambil untung investor.
Namun demikian, potensi kenaikan yield secara signifikan di pasar surat utang Indonesia di lelang hari ini diperkirakan akan relatif terbatas seiring masih tingginya likuiditas investor saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News