Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
Maklum, selain bebas risiko karena diluncurkan negara, SBSN juga menawarkan imbal hasil yang atraktif. Jenis investor yang berminat dalam lelang sukuk diprediksi meliputi perbankan, dana pensiun, asuransi, hingga manajer investasi.
Memang pekan depan, ada tantangan yang menaungi pasar keuangan global. Yakni Rapat Bank Sentral Amerika Serikat alias FOMC Meeting yang berlangsung pada 20 September 2016 - 21 September 2016.
"Tapi agenda ini kurang berdampak pada lelang sukuk yang didominasi oleh investor domestik. Katalis ini lebih berdampak pada jenis surat utang konvensional," tuturnya.
DJPPR per 13 September 2016 menyebutkan, kepemilikan asing pada SBSN domestik yang dapat diperdagangkan mencapai Rp 13,73 triliun atau 5,83% dari total outstanding sukuk negara Rp 235,62 triliun. Bandingkan dengan akumulasi asing di SUN domestik yang dapat diperdagangkan sebesar Rp 661,97 triliun atau 44,23% dari total outstanding SUN Rp 1.496,62 triliun. Walhasil, volatilitas dari eksternal kerap menekan kinerja dan minat investor pada SUN.
Desmon memproyeksikan, dalam lelang kali ini, sukuk negara seri PBS009 dan PBS006 masih akan menjadi primadona. Sebab, investor sukuk pemerintah umumnya menggenggam instrumen hingga jatuh tempo alias hold to maturity. Walhasil mereka lebih menggemari efek yang bertempo cepat agar dapat mengoleksi kupon yang menggiurkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News