kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemilihan NFT direkomendasikan berdasarkan hasil karya seniman yang sudah punya nama


Minggu, 10 Oktober 2021 / 14:35 WIB
Pemilihan NFT direkomendasikan berdasarkan hasil karya seniman yang sudah punya nama
ILUSTRASI. Logo NFT, aset kripto yang berfungsi sebagai sertifikasi kepemilikan


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan transaksi non-fungible token alias NFT mengalami lonjakan yang signifikan. Merujuk dari Reuters, volume penjualan NFT pada kuartal III-2021 melonjak hingga US$ 10,7 miliar. 

Padahal, pada kuartal II-2021 lalu, volume penjualannya baru sebesar US$ 1,3 miliar alias naik delapan kali lipat. Hal ini menandakan NFT sudah semakin diterima masyarakat dan mengalami pertumbuhan permintaan yang tinggi. 

Walau begitu, CEO Triv Gabriel Rey mengatakan, pasar NFT sejauh ini baru berkembang pesat di negara first countries seperti Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Jepang, dan sebagainya. Menurutnya, hal ini dikarenakan di negara-negara tersebut pasar aset kripto dan pasar karya seninya sudah jauh lebih berkembang dibandingkan Indonesia.

Baca Juga: Penjualan NFT melonjak menjadi US$ 10,7 miliar di kuartal III

Alhasil, para investor NFT di negara-negara tersebut sudah bisa menjadi spekulan dan tahu bagaimana cara untuk melakukan flip. Flip sendiri merupakan metode membeli sebuah produk, dalam hal ini karya NFT, untuk kemudian bisa dijual lagi dengan harga yang lebih mahal.

“Sementara di Indonesia kan, aset kripto masih sesuatu yang baru, apalagi NFT. Jadi ya memang belum sebesar di luar sana untuk perkembangan NFT-nya, tak jarang ramainya karena hype dan FOMO saja,” kata Gabriel ketika dihubungi Kontan.co.id, Sabtu (9/10).

Lebih lanjut, Gabriel mengingatkan, harga NFT yang terjual harus diperhatikan dan dipertanyakan. Pasalnya, ia tak jarang menemui beberapa praktik yang sengaja membuat harganya jauh lebih tinggi dari seharusnya. Misalnya melalui beberapa pembuatan dompet kripto, lalu ditransaksikan masing-masing untuk menaikkan harganya. 

Dengan demikian, harganya bisa menjadi seolah-olah mahal. Oleh karena itu, ia mengingatkan investor sebaiknya jangan sebatas ikut-ikutan hype. Baginya, aset NFT yang layak koleksi adalah aset NFT yang punya nilai riil layaknya karya seni pada umumnya. Misalnya, lukisan dari pelukis ternama, yang di dunia nyata karya seninya memang sudah dijadikan incaran para kolektor.

Alhasil, karya tersebut ketika dibuat menjadi NFT memang punya nilai sebagai karya seni dan bisa dikoleksi sebagai karya seni. 

Selanjutnya: Memperluas pasar para seniman, NFT di Indonesia punya prospek cerah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×