kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemerintah serap Rp 8,1 triliun dari lelang SBN


Selasa, 27 Mei 2014 / 15:25 WIB
Pemerintah serap Rp 8,1 triliun dari lelang SBN
ILUSTRASI. Alasan Robert Kiyosaki investasi dalam Bitcoin.


Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Hasil lelang surat utang Negara atawa Surat Berharga Negara (SBN) kembali kelebihan penawaran (oversubscribes). Ini melanjutkan tren oversubscribes pada lelang sebelumnya.

Mengutip pengumuman dari situs resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU), lelang SBN pada Senin (26/5) kemarin mendapat total penawaran Rp 15,109 triliun, naik 6,55% dibanding lelang sebelumnya yang juga bertarget indikatif sebesar Rp 8 triliun.

Dari total penawaran tersebut, nominal yang dimenangkan pemerintah sebesar Rp 8,1 triliun.  Ada lima seri yang dilelang pada Senin kemarin. Dua seri merupakan tenor pendek yakni SPN12150305 (tenor 9 bulan) dan SPN12150501 (tenor 1 tahun). Dari dua seri ini, hanya SPN12150305 yang dimenangkan pemerintah yakni sebesar Rp 1,35 triliun.

Tiga seri lain yang dilelang merupakan seri acuan (benchmark) yakni FR0068 (tenor 20 tahun), FR0069 (tenor 5 tahun) dan FR0071 (tenor 15 tahun). Total nominal yang dimenangkan pemerintah pada seri ini masing-masing sebesar Rp 750 miliar, Rp 2 triliun dan Rp 4 triliun.

 Global Markets-Financial Analyst Manager PT Bank Internasional Indonesia Tbk, Anup Kumar mengatakan, hasil lelang tersebut relatif sukses ditandai dengan adanya kenaikan total penawaran investor.

Namun Kumar menerangkan, minat pemerintah untuk menyerap utang pada lelang kemarin memang tidak agresif. “Pasalnya yield yang diminta investor memang cukup tinggi. Ini karena yield di pasar sekunder juga sedang tinggi,” ujar Kumar.

Tingginya yield di pasar sekunder, lanjut Kumar lebih disebabkan minimnya data-data ekonomi domestik. Terlebih, efek deklarasi calon presiden dan calon wakil presiden juga perlahan menghilang. Hal ini menyebabkan minat investor pada pasar obligasi berkurang dengan memilih wait and see menunggu data ekonomi Badan Pusat Statistik pada pekan depan.

Sebagai gambaran, yield tertinggi permintaan investor pada FR0071 pada lelang kemarin sebesar 8,7% dan terendah di level 8,4%. Pada penutupan perdagangan Senin kemarin, yield FR0071 sebesar 8,5%. Sedangkan yield tertinggi yang dimenangkan pemerintah pada seri ini sebesar 8,49%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×