kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Ini penyebab sepinya lelang sukuk


Selasa, 06 Mei 2014 / 18:24 WIB
Ini penyebab sepinya lelang sukuk
ILUSTRASI. Kado Natal yang bagus namun murah juga bisa diberikan untuk sahabat dalam beberapa inspirasi ide kado Natal murah berikut ini.


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Tren kenaikan yield surat berharga negara (SBN) dalam beberapa pekan terakhir memicu sepinya lelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk, Selasa (6/5). Pasalnya, risiko pasar ikut meningkat seiring kenaikan yield.

Desmon Silitonga, analis Millenium Danatama Asset Management mengatakan tren kenaikan yield di pasar sekunder mengakibatkan investor meminta yield tinggi dalam lelang tersebut. "Setidaknya, peserta lelang meminta spread sekitar 200-300 basis poin dari yield untuk seri yang sama di pasar sekunder," ujar Desmon, Jakarta, Selasa (6/5).

Data Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA),seluruh seri benchmark obligasi pemerintah, Selasa (6/5) mengalami kenaikan. Indonesia Goverment Bond (IGB) Effective Yield Index naik 0,006% menjadi 8,08% ketimbang perdagangan Senin (5/5).  Sedangkan rata-rata harga obligasi yang ditunjukkan IGB Clean Price Index tertekan 0,045% menjadi 113.261 dibandingkan perdagangan sebelumnya.

Menurut Desmon, tingginya permintaan yield tersebut juga mendorong pemerintah untuk tidak menyerap dana sesuai target Rp 1,5 triliun. Seperti diketahui, pemerintah hanya mengantongi dana sekitar Rp Rp 935 miliar dari lelang empat seri sukuk pemerintah tersebut.

"Selain itu, realisasi penerbitan SBN sudah mencapai 55,5% dari target APBN. Sehingga, pemerintah tidak terlalu agresif menyerap lelang agar memiliki ruang untuk menyerap dana dari lelang SBN berikutnya dengan yield yang lebih kompetitif," ujar Desmon.

Di sisi lain, risiko sukuk pemerintah lebih besar karena kurang likuid di pasar sekunder ketimbang surat utang negara (SUN) konvensional. Kondisi tersebut mengakibatkan investor menghindari tenor panjang dan menumpuk permintaan di seri pendek.

Dalam lelang ini, investor menyerbu seri  bertenor pendek SPN-S 07112014 (new issuance) berjangka waktu enam bulan. Seri ini mengalami total permintaan paling banyak dibandingkan tiga seri lainnya atau sebesar Rp 1,9 triliun dengan yield terendah 6% dan tertinggi 7%.

Selain seri tersebut, pemerintah juga melelang tiga instrumen lainnya. Yakni, PBS003,PBS 005, serta PBS006.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×