kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   -23.000   -1,21%
  • USD/IDR 16.420   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.140   -1,03   -0,01%
  • KOMPAS100 1.038   -2,06   -0,20%
  • LQ45 809   -2,42   -0,30%
  • ISSI 225   -0,55   -0,24%
  • IDX30 423   -0,94   -0,22%
  • IDXHIDIV20 508   -2,54   -0,50%
  • IDX80 117   -0,62   -0,53%
  • IDXV30 120   -1,14   -0,94%
  • IDXQ30 139   -0,32   -0,23%

Pasar fluktuatif, investor perpendek durasi


Selasa, 29 April 2014 / 18:45 WIB
Pasar fluktuatif, investor perpendek durasi
ILUSTRASI. Jadwal IESF World Championship 2022 Mobile Legends & Bracket, Indonesia vs. Kamboja


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Fluktuasi pasar modal memicu investor memperpendek durasi obligasi pemerintah. Kondisi tersebut terlihat pada lelang surat utang negara (SUN), Selasa (29/4) ini.

"Investor cenderung memperpendek durasi di tengah fluktuasi pasar global dan minimnya sentimen dari dalam negeri," kata analis Sucorinvest Central Gani Ariawan, Jakarta, Selasa (29/4).

Dalam lelang kali ini, investor banyak meminta seri-seri bertenor pendek dan menengah. Seperti FR0069 bertenor lima tahun mengalami permintaan paling banyak mencapai Rp 3,9 triliun. Demikian juga dengan seri bertenor pendek lainnya, SPN12140731 berjangka waktu tiga bulan yang mengalami permintaan mencapai Rp 3,2 triliun.

Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) mencatat seluruh yield obligasi seri benchmark pada perdagangan Selasa (29/4) tertekan. Indonesia Goverment Bond (IGB) Effective Yield naik 0,01% menjadi 8,04% dibandingkan perdagangan sebelumnya. Sedangkan IGB Clean Price Index turun 0,12% menjadi 113.605.

Menurut Ariawan, dalam lelang ini permintaan yield dari investor cukup kompetitif. Investor meminta yield yang tidak jauh dari pasar sekunder. "Hanya mungkin ada beberapa investor yang meminta yield lebih tinggi," ujar Ariawan.

Di sisi lain, pemerintah tidak terlalu agresif menyerap permintaan investor. Sebab, hingga kini pemerintah telah menerbitkan 53% dari target penerbitan surat berharga negara (SBN) tahun ini.

"Jadi permintaan yield dari investor yang tinggi tidak dimenangkan oleh pemerintah. Selain itu, pemerintah hanya menyerap sesuai dengan target indikatif saja Rp 8 triliun," kata Ariawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×