Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Para pemegang saham PT Central Proteinaprima tetap menyetujui penawaran umum terbatas saham (rights issue) senilai Rp 1,7 triliun. Persetujuan tersebut merupakan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) independen kedua yang berlangsung kemarin.
Pemegang saham independen yang menghadiri RUPSLB independen mencapai 56% total suara pemegang saham independen. "Dari jumlah tersebut, sekitar 99% peserta yang hadir sudah menyetujui," kata Rizal I. Shahab, Direktur Komunikasi CPRO di Jakarta, kemarin (12/5).
Produsen udang ini akan melaporkan hasil RUPSLB independen kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Jika semuanya berjalan lancar, rights issue 17,5 miliar saham CPRO senilai Rp 1,7 triliun telah tuntas.
Rights issue CPRO yang berlangsung tahun lalu itu sempat bermasalah. Bapepam-LK bahkan membatalkan rights issue itu. Alasan Bapepam-LK, RUPS Independen CPRO yang berlangsung 28 November 2008 tidak mencapai kuorum. Padahal, CPRO meminta restu rights issue itu pada acara tersebut.
Sudah begitu, CPRO tidak melaporkan secara benar peserta yang menghadiri RUPS independen tersebut. CPRO misalnya melaporkan pemegang saham independen yang menghadiri RUPS independen mewakili 55,48% suara pemegang saham independen. Temuan Bapepam-LK, pemegang saham independen yang benar-benar hadir hanya mewakili 45,97% total suara pemegang saham independen. Bapepam-LK pun menyatakan RUPS Independen CPRO tidak sah dan memerintahkan CPRO mengulangi RUPS.
Kisruh makin menjadi karena pemegang obligasi Red Dragon menolak rights issue itu. Mereka bahkan berniat menggugat CPRO ke pengadilan. Red Dragon adalah pemegang saham CPRO yang menerbitkan obligasi tukar senilai US$ 200 juta dengan jaminan saham CPRO. Namun, akibat krisis, Red Dragon gagal bayar sehingga pemegang obligasinya menuntut hak atas saham CPRO.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News