kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemberlakuan PSBB berpotensi semakin tekan return reksadana saham


Rabu, 16 September 2020 / 20:34 WIB
Pemberlakuan PSBB berpotensi semakin tekan return reksadana saham
ILUSTRASI. Reksadana.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memutuskan untuk kembali memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai Senin (14/9) hingga dua minggu mendatang. Keputusan ini diperkirakan akan memberi dampak terhadap kinerja reksadana saham.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan kinerja reksadana saham akan ikut terpengaruh terhadap kebijakan tersebut. Hal ini dikarenakan pemberlakuan PSBB berpotensi membuat pertumbuhan ekonomi lebih buruk dari ekspektasi sebelumnya.

“Reksadana saham kinerjanya kan mengekor IHSG, kami semula memperkirakan pada akhir tahun IHSG akan ada di level 5.500. Mempertimbangkan kondisi saat ini, kami bisa mengoreksi proyeksi tersebut, namun kami akan menunggu laporan keuangan perusahaan pada kuartal III-2020 terlebih dahulu,” kata Wawan kepada Kontan.co.id, Rabu (16/9).

Baca Juga: Mengintip peluang reksadana saham di tengah PSBB Jakarta yang kembali diperketat

Semula, Wawan memperkirakan kinerja reksadana saham secara year to date akan minus 15%. Dengan perkembang terbaru tersebut, ia menyebut rentangnya pun melebar hingga minus 20%.

Kendati demikian, Wawan menilai momen saat ini justru bisa membuat para investor untuk kembali masuk ke reksadana saham seiring harga saham yang turun.

“Unit Penyertaan (UP) reksadana saham pada Agustus itu mengalami penurunan karena adanya aksi profit taking seiring IHSG yang sempat membaik. Jadi banyak investor yang melakukan redemption, walau dari segi dana kelolaan masih berhasil naik karena nilai asetnya yang juga naik,” tambah Wawan.

Asal tahu saja, secara month over month (mom), UP reksadana saham pada Agustus tercatat turun 55,08 miliar atau turun 0,06%. Sementara dari segi dana kelolaan tercatat naik 2,34% menjadi Rp 106,73 triliun.

Wawan memperkirakan tren positif kenaikan dana kelolaan reksadana saham masih akan terus naik. Ia juga optimistis UP reksadana saham juga naik karena akan banyak investor yang melakukan subscription pada bulan ini.

Bagi yang tertarik masuk ke reksadana saham, Wawan mengingatkan instrumen ini tidak menguntungkan secara jangka pendek karena banyaknya ketidakpastian.

Oleh sebab itu, reksadana saham lebih cocok dijadikan pilihan jika memang horizon investasinya adalah jangka panjang.

Baca Juga: Eastspring: Bursa global volatile, reksadana offshore berprospek cerah usai pandemi

“Tahun ini untuk reksadana saham lebih fokus untuk bertahan ketimbang cari untung. Jadi lebih bijak jika mencari reksadana yang kinerjanya mirip indeks, bisa reksadana indeks atau konvensional tapi yang isinya pembentuk indeks. Ini untuk mencegah risiko pasar, yakni kejatuhan reksadana yang jauh lebih dalam dari indeks,” pungkas Wawan

Bagi investor konservatif dan moderat, Wawan merekomendasikan untuk menyusun portofolionya dengan 50% obligasi (kalau bisa SUN), 30% pasar uang, dan 20% saham. Sedangkan untuk yang agresif, 50% obligasi (kalau bisa SUN), 30% saham, dan 20% pasar uang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×