Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek reksadana offshore dinilai tetap menarik. Pemangkasan suku bunga The Fed dinilai dapat meningkatkan profitabilitas.
CEO Star Asset Management (Star AM) Hanif Mantiq mengatakan, potensi penurunan suku bunga The Fed akan membuat cost of fund perusahaan di AS menurun. Sehingga akan meningkatkan profitabilitasnya, yang nantinya akan berdampak positif pada pasar saham AS.
"Peningkatan ini diharapkan dapat lebih tinggi jika dibandingkan dengan pelemahan dolar AS," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (25/7).
Ia pun menilai, secara jangka panjang prospek reksadana offshore didorong stimulus ekonomi global yang akan berdampak pada peningkatan pasar modal global secara umum. Untuk jangka pendek seiring peningkatan sentimen positif terhadap industri artificial intellegence (AI).
Baca Juga: Perkembangan AI Dihadapkan Pada Berbagai Ancaman di Depan Mata
"Indonesia belum memiliki perusahaan yang representatif terhadap sektor ini, maka kami melihat reksadana offshore yang memiliki eksposure industri AI akan cenderung lebih baik dibandingkan dengan reksadana offshore lainnya," paparnya.
Oleh sebab itu, guna memberikan return optimal Star AM terus melakukan rotasi sektor secara dinamis menggunakan tools AI mengikuti perkembangan pasar. Saat ini pihkanya melihat sektor-sektor yang terdampak dari sentimen positif industri AI akan mengalami peningkatan, sehingga perusahaan meningkatkan porsi sektor tersebut.
"Sedangkan untuk reksadana fixed income offshore, untuk memaksimalkan potensi penurunan suku bunga, kami sudah meningkatkan durasi portofolio yang akan memberikan potensi capital gain ke depannya," jelasnya.
Hanif menyebutkan, hingga 18 Juli 2024 produk STAR Global Sharia membukukan imbal hasil sebesar 8%. Ia melihat apabila pasar saham AS terus mengalami peningkatan yang disupport penurunan suku bunga dan pemerintahan yang pro growth, maka potensi imbal hasil dapat meningkat ke level 12% - 15%.
Baca Juga: Dolar AS Masih Menguat, Begini Prospek Kinerja Reksadana Offshore Tahun Ini
Sedangkan kinerja untuk STAR Fixed Income Dollar sebesar 3,2%. Dengan disupport penurunan suku bunga, ia melihat imbal hasil berpotensi meningkat ke level 6% - 7%.
Di sisi lain, ia mengingatkan bahwa jika dibandingkan dengan reksadana IDR maka reksadana offshore ini memiliki risiko tambahan berupa risiko fluktuasi nilai tukar.
Sehingga sentimen peningkatan ekonomi secara global akan memberikan sentimen secara langsung terhadap reksadana offshore yang ada di Indonesia. Namun secara jangka panjang, dikarenakan Indonesia memiliki Current Account yang cenderung negatif sehingga rupiah cenderung melemah.
Baca Juga: Ini Sentimen yang Bakal Menopang Kinerja Reksadana Offshore di Sisa Tahun 2024
"Oleh Karena itu reksadana offshore cenderung lebih cocok untuk tipe investor yang memiliki time horizon lebih panjang," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News