Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) mulai mampu mengembang setelah sales return atau jumlah pengembalian produk yang tidak laku, berkurang di awal kuartal III 2018.
Laporan keuangan hingga semester I 2018 menunjukkan pendapatan ROTI tumbuh 7,8% menjadi Rp 1,27 triliun. Sementara, laba bersih tercatat turun 19,8% menjadi Rp 39 miliar.
Christy Halim, analis Trimegah Sekuritas mengatakan, pendapatan yang tumbuh di semester I 2018 lebih disebabkan dari penyesuaian harga di bulan April 2017 lalu, daripada peningkatan volume penjualan. Selain itu, pada periode tersebut sales return terhadap penjualan masih cukup tinggi di 30%.
Namun, data terbaru ditunjukkan Willy Suwanto, analis BCA Sekuritas. Berdasarkan riset Willy, Kamis (6/9), kinerja ROTI di awal kuartal III 2018 membaik. Willy mengatakan faktor musiman Lebaran mempengaruhi perbaikan kinerja tersebut.
Selain itu, katalis positif bagi ROTI datang dari alat perkiraan ROTI. Tujuan dari alat tersebut adalah memabntu menentukan volume dan frekuensi suplai produk di toko secara terperinci. Dengan alat tersebut membantu dalam menurunkan jumlah pengembalian produk yang tidak laku.
"Hasil awal menunjukkan sales return di Juli 2018 turun ke 10% dan turun ke 7% pada Agustus. Ini sudah berkurang dari setengahnya sales return ROTI di semester I 2018," kata Willy. Namun, Willy mengatakan, alat prediksi produksi tersebut dalam jangka panjang harus terus dipantau fungsinya.
Willy memproyeksikan, kinerja ROTI masih akan positif seiring perusahaan yang juga tidak hanya meningkatkan penjualan di pasar modern, tetapi juga mendorong penjualan di pasar tradisional.
Strategi tersebut akan dilakukan dengan meluncurkan stock keeping units (SKU) yang berorientasi pada pasar tradisional dengan menawarkan produk seharga Rp 2.000. "Akan ada tiga varian produk ini dengan masa simpan yang lama maksimal 14 hari," kata Willy.
Selanjutnya, ROTI juga lebih aktif dalam menjangkau wilayah distribusi baru. "Kami memuji solusi ROTI untuk memperbaiki penjualan dengan fokus ke pasar tradisional dan mengganti distributor pihak ketiga yang berkinerja buruk dengan distributor yang ada di wilayah Jawa," kata Willy.
Vice President Research Department Indosurya Bersinar, William Surya Wijaya juga memproyeksikan positif pada kinerja ROTI hingga akhir tahun. "ROTI sebagai emiten consumer good dan dengan inovasi produknya kinera masih cukup oke," kata William, Kamis (6/9).
Katalis positif lain datang dari berbagai peristiwa atau acara global yang terselenggara di Indonesia. "Kalau ada event cukup membantu emiten sektor konsumer," kata William.
Namun, tantangan ROTI saat ini datang dari pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Bila ROTI melakukan impor tepung terigu maka biaya impor bisa meningkat.
Meski begitu, William tetap merekomendasikan buy saham ROTI dengan target harga Rp 1.250 per saham.
Sedangkan, Willy berpandangan, harga tepung global masih cenderung stbail. Willy mengutip data Departemen Pertanian Amerika Serikat memproyeksikan harga gandum global berada di US$ 4.60-US$ 5.60 per bushel.
Willy mencatat kontrak tepung terigu ROTI untuk semester II 2018 meningkat 1%. Hal ini berdampak pada kenaikan sebesar 0,25% pada COGS. Namun, Willy menilai peningkatan tersebut masih dapat ROTI kelola.
Willy memproyeksikan, di akhir tahun ini pendapatan ROTI bisa mencapai Rp 2,7 triliun. Sementara laba bersih masih berpotensi turun ke Rp 140 miliar. Willy merekomendasikan buy saham ROTI dengan target harga Rp 1.060 per saham.
Sementara, Christy merekomendasikan sell saham ROTI dengan target harga Rp 600 per saham karena melihat kinerja semester I 2018 yang masih di bawah ekspektasinya. Christy masih ragu pendapatan ROTI akan meningkat di tahun ini.
"Kami melihat tingkat pengembalian dan inventaris yang kadaluwarsa akan terus tinggi di tahun ini, meski manajemen juga telah catatkan penurunan tingkat pengembalian penjualan di Juli 2018," kata Christy dalam riset 27 Juli 2018.
Dengan kondisi persaingan yang tetap ketat dan kontribusi penjualan di Filipina yang masih minim di tahun ini, bisa jadi tantagan bagi ROTI untuk meningkatkan laba yang signifikan di tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News