Reporter: Dimas Andi | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren pelemahan rupiah terhadap dollar AS menjadi tantangan bagi reksadana berdenominasi dollar Amerika Serikat yang memiliki aset investasi di Indonesia.
Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menjelaskan, reksadana dollar AS yang berinvestasi di pasar Indonesia tidak lepas dari potensi kerugian kurs rupiah. Pasalnya, mata uang dollar AS hanya digunakan oleh investor yang melakukan transaksi jual-beli reksadana ini.
Di sisi lain, manajer investasi tetap membeli atau menjual aset portofolio reksadana dollar AS dengan mata uang rupiah. “Dollar yang berasal dari investor dikonversi ke rupiah untuk dipakai manajer investasi, lalu dikonversi lagi ke dollar untuk dibagikan ke investor,” katanya, Selasa (6/3).
Akibatnya, ketika rupiah melemah, keuntungan yang didapatkan oleh investor menjadi kurang maksimal. “Jumlah dollar yang diperoleh investor berkurang,” lanjut Wawan.
Di samping itu, karena investasinya dilakukan di Indonesia, manajer investasi mesti menghadapi risiko gejolak pasar saham atau obligasi yang juga diakibatkan oleh pelemahan rupiah.
Wawan menilai, manajer investasi perlu memilih aset portofolio yang relatif aman dari risiko pelemahan rupiah agar kinerja reksadana dollar AS yang dikelolanya tetap terjaga.
Terlepas dari itu, Wawan yakin reksadana dollar AS yang memiliki aset investasi di Indonesia masih memiliki prospek yang positif secara jangka panjang. Dana kelolaan reksadana ini meningkat pesat dari US$ 790 juta pada Januari 2017 menjadi US$ 1,48 miliar pada Januari 2018.
Reksadana ini diyakini tetap laris bagi investor yang memiliki kebutuhan investasi dalam bentuk dollar AS. Reksadana ini juga bisa menjadi alternatif diversifikasi investasi dalam mata uang asing di samping reksadana offshore yang notabene asetnya terdapat di pasar luar negeri. “Pasar untuk reksadana dollar akan selalu ada,” kata Wawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News