Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dolar Amerika Serikat (AS) jatuh jelang rilis data inflasi malam ini, Kamis (12/1). Situasi ini memberikan ruang penguatan bagi rupiah pada perdagangan hari ini.
Asal tahu, nilai tukar rupiah Jisdor menguat 1,04% ke level Rp 15.366 per dolar AS pada penutupan perdagangan hari ini, Kamis (12/1). Rupiah spot juga ditutup melonjak 0,93% ke Rp 15.339 per dolar AS.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, data inflasi AS dapat memberikan kejelasan lebih lanjut tentang seberapa banyak inflasi di ekonomi terbesar dunia telah di moderasi dan di jalur kenaikan suku bunga Federal Reserve atau The Fed.
Pelaku pasar menilai bahwa The Fed mungkin mendekati akhir dari kampanye pengetatan kebijakan moneter yang agresif dan mungkin tidak perlu menaikkan suku bunga setinggi yang dikhawatirkan sebelumnya.
Ini telah membuat the greenback jatuh ke posisi terendah baru terhadap rekan-rekannya tahun ini.
Diluar dugaan, data inflasi konsumen China tumbuh sedikit lebih dari yang diperkirakan pada bulan Desember dari bulan sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi mulai meningkat setelah pemerintah melonggarkan sebagian besar tindakan anti-Covid.
Baca Juga: Terkuat di Asia, Rupiah Spot Ditutup Menguat ke Rp 15.339 Per Dolar AS Pada Hari Ini
Namun kelemahan inflasi harga produsen menunjukkan bahwa aspek ekonomi tertentu masih tertinggal. China masih bergulat dengan lonjakan besar dalam kasus covid-19 setelah pencabutan sebagian besar pembatasan.
Faktor eksternal juga datang dari adanya ekspektasi bahwa Bank of Japan (BoJ) akan meninjau efek samping dari pelonggaran moneternya.
Berita tersebut mengikuti perubahan mengejutkan BoJ pada bulan Desember untuk kontrol imbal hasil obligasi, meskipun langkah tersebut telah gagal untuk mengatasi distorsi yang disebabkan di pasar obligasi dari pembelian obligasi besar-besaran oleh bank sentral.
Dari internal, rupiah juga terdorong oleh respon positif pelaku pasar atas kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2019 tentangĀ Devisa Hasil Ekspor (DHE). Salah satunya soal aturan beberapa lama devisa parkir di dalam negeri. Selain itu, ada beberapa sektor baru masuk ke dalam daftar yang harus menempatkan DHE di dalam negeri.
Dengan keluarnya PP tersebut maka komoditas unggulan yang sekarang sedang menanjak harganya seperti Batubara, Timah dan Nikel maka dolar AS hasil ekspor akan terparkir di bank dalam negeri.
"Sehingga mata uang rupiah akan kembali perkasa," jelas Ibrahim dalam rilis harian, Kamis (12/1).
Baca Juga: Rupiah Menguat Tajam Hari ini, Simak Proyeksinya untuk Jumat (13/1)
Sebelumnya, lanjut Ibrahim, aturan hasil ekspor parkir di bank luar negeri yang mengakibatkan mata uang rupiah terus melemah walaupun data Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) terus membaik serta cadangan devisa juga terus meningkat.
Dalam PP yang sebelumnya, setiap Penduduk dapat dengan bebas memiliki dan menggunakan Devisa. Namun khusus Devisa berupa Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam, wajib dimasukkan ke dalam sistem keuangan Indonesia.
Sementara itu, kewajiban eksportir memasukkan DHE SDA ke dalam sistem keuangan Indonesia dilakukan melalui penempatan DHE SDA ke dalam Rekening Khusus DHE SDA pada Bank Yang Melakukan Kegiatan Usaha dalam Valuta Asing.
Penempatan DHE SDA dalam Rekening DHE SDA sebagaimana dimaksud, wajib dilaksanakan paling lama pada akhir bulan ketiga setelah bulan pendaftaran pemberitahuan pabean ekspor.
Adapun Ibrahim memperkirakan rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup menguat pada rentang Rp 15.300 - Rp 15.400 per dolar AS di perdagangan Jumat (13/1).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News