Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Pemerintah kembali menggelar lelang sukuk pada Rabu (3/6) pekan depan. Diprediksi tingkat yield yang diminta investor akan lebih tinggi dibanding lelang sukuk sebelumnya pada 19 Mei 2015.
Mengutip laman resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) pemerintah menawarkan 3 seri PBS yakni PBS006 (tenor 5 tahun), PBS007 (tenor 25 tahun) dan PBS008 (tenor 1 tahun) serta 1 seri SPN-S04122015 (tenor 6 bulan). Pemerintah memasang target indikatif sebesar Rp 2 triliun dari lelang ini.
Fixed Income Analyst BNI Securities, I Made Adi Saputra mengatakan secara rata-rata lelang sukuk sepanjang 2015, tingkat permintaan investor konsisten selalu di atas target indikatif. “Beda dengan lelang SUN (Surat Utang Negara) konvensional yang tingkat permintaannya beberapa kali pernah di bawah target indikatif,” ujar Made.
Made menambahkan konstribusi investor asing yang sangat tinggi dalam setiap lelang SUN konvensional membuat tingkat permintaan menjadi tidak stabil. Berbeda dengan lelang sukuk yang mayoritas peminat berasal dari investor domestik sehingga lebih stabil. “Permintaan investor asing dipengaruhi oleh kinerja rupiah,” papar Made.
Sehingga ia memprediksi lelang sukuk pekan depan kembali kelebihan permintaan alias oversubscribes 2-3 kali lipat dari target indikatif atau setara dengan Rp 4 triliun hingga Rp 6 triliun. Sebagai gambaran, lelang sukuk terakhir pada 19 Mei 2015, total permintaan investor oversubscribes 2,5 kali lipat senilai Rp 5,08 triliun.
Sementara Made memprediksi ada tren kenaikan yield pada lelang sukuk pekan depan dibanding lelang sukuk sebelumnya. Ini merupakan dampak dari koreksi pasar SUN akibat pelemahan rupiah sepanjang dua pekan terakhir.
Sebagai perbandingan, pada lelang sukuk 19 Mei 2015, yield rata-rata tertimbang untuk seri PBS008 yang dimenangkan pemerintah sebesar 7,59%. Made memprediksi untuk seri ini akan ada kenaikan yield sebesar 10 basis poin atau menjadi 7,69% pada lelang sukuk pekan depan.
Adapun tingkat yield pasar SUN pekan depan juga dipengaruhi oleh laju inflasi bulanan Mei yang akan diumumkan Badan Pusat Statistik pada Senin (1/6). Made memprediksi inflasi bulanan tersebut sekitar 0,45%. Jika realisasinya lebih tinggi dari itu, ada potensi yield yang diminta pada lelang sukuk pekan depan menjadi lebih tinggi dari yang ia prediksi di atas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News